MEMO – Pernahkah Anda bertanya, mengapa perjuangan perempuan dalam Kongres Perempuan Indonesia I tahun 1928 begitu bersejarah? Perjuangan ini tidak hanya ditujukan untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga menjadi pondasi bagi kesetaraan gender di Indonesia.
Mari kita mengenal lebih dekat tiga tokoh perempuan luar biasa yang menjadi penggerak Kongres Perempuan Indonesia Pertama. Berdasarkan catatan dari Repositori Kemdikbud RI, ketiga perempuan visioner ini dengan berani melawan ketidakadilan dan mengubah arah perjalanan bangsa Indonesia.
1. RA Soekonto (5 Agustus 1889 – 5 November 1969)
Dikenal juga dengan nama Siti Aminah, Nyi Soekonto adalah seorang aktivis perempuan yang tak kenal lelah memperjuangkan kesetaraan. Ia merupakan Ketua organisasi Wanita Utomo yang berbasis di Yogyakarta. Organisasi ini menjadi cikal bakal Kongres Perempuan Indonesia. Dalam perannya sebagai Ketua Kongres Perempuan Pertama, ia menginspirasi banyak perempuan untuk bergerak bersama dalam perjuangan.
2. Soejatin Kartowijono (9 Mei 1907 – 1 Desember 1983)
Soejatin adalah seorang guru muda yang juga aktif sebagai penulis dan aktivis perempuan. Ia memimpin organisasi Poetri Indonesia, yang fokus pada pendidikan dan keterampilan perempuan. Bersama dengan Nyi Soekonto, ia menjadi salah satu tokoh utama di balik Kongres Perempuan Pertama. Upayanya dalam membuka kursus keterampilan dan advokasi pendidikan perempuan meninggalkan jejak berharga dalam sejarah perjuangan kesetaraan.
3. Nyi Hajar Dewantara (14 September 1890 – 16 April 1971)
RA Sutartinah, yang lebih dikenal sebagai Nyi Hajar Dewantara, adalah seorang penggerak pendidikan sekaligus aktivis pergerakan perempuan. Bersama suaminya, Ki Hajar Dewantara, ia menerbitkan karya-karya yang membangkitkan kesadaran masyarakat pribumi terhadap penjajahan Belanda. Setelah kembali dari pembuangan di Belanda, perjuangannya semakin nyata, hingga ia turut berperan besar dalam lahirnya Kongres Perempuan Indonesia.
Perjuangan ketiga perempuan ini tidak hanya mengukir sejarah, tetapi juga memberikan inspirasi kepada generasi berikutnya untuk terus bergerak menuju kesetaraan gender.