“Kinerja pada kuartal pertama memberikan kami awal yang kuat untuk tahun 2024 dan kami masih berada di jalur untuk mencapai target kami sepanjang tahun,” ujar CEO Sea, Forrest Li.
Sea melakukan penawaran saham perdana di bursa saham AS pada awal periode pandemi dan harga sahamnya terus meningkat sepanjang tahun 2020 dan 2021. Namun, lonjakan permintaan belanja online berbalik arah setelah pandemi mulai mereda.
Akibatnya, Sea terpaksa melakukan efisiensi, termasuk dengan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan. Shopee juga terpaksa menutup operasinya di India, beberapa wilayah di Eropa, dan beberapa pasar di Amerika Serikat.
Tindakan efisiensi yang diambil oleh Sea Ltd. berhasil membuat perusahaan tersebut mencatatkan laba untuk pertama kalinya pada tahun 2023.
Meskipun berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dalam bisnis game dan e-commerce, Sea tidak mampu mencatatkan laba pada awal tahun 2024. Sea mencatatkan kerugian sebesar US$ 23 juta pada kuartal pertama tahun 2024, dibandingkan dengan laba sebesar US$ 87,3 juta pada kuartal pertama tahun 2023. Penyebabnya adalah adanya peningkatan signifikan pada pos biaya hampir mencapai 50 persen.
Performa Shopee dan Sea Ltd. Melonjak di Kuartal Pertama 2024: Analisis Kinerja Keuangan dan Tantangan Masa Depan
Performa Shopee dan Sea Ltd. pada kuartal pertama 2024 memang mengesankan, dengan peningkatan pendapatan yang signifikan. Shopee berhasil memanfaatkan momentum bulan Ramadan, sementara game online Garena semakin digemari. Namun, di balik gemerlapnya angka-angka ini, Sea Ltd. dihadapkan pada tantangan serius. Lonjakan biaya yang hampir mencapai 50 persen menggerus laba perusahaan, menyebabkan mereka mencatatkan kerugian pada awal tahun ini. Dengan pasar e-commerce dan game yang semakin kompetitif, Sea Ltd. harus mengambil langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan dan mengatasi hambatan finansial yang mereka hadapi.