Surabaya, Memo.co.id
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III telah menyiapkan setidaknya 13 terminal penumpang kapal laut di wilayah kerjanya di tujuh provinsi untuk mengantisipasi peningkatan arus penumpang mudik dan arus balik Lebaran tahun 2016.
Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto, menjelaskan, ketiga belas terminal penumpang itu tersebar di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk di Provinsi Jawa Timur yaitu di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi.
Kemudian, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang di Jawa Tengah, Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Kotabaru/Batulicin di Kalimantan Selatan, Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Kumai di Kalimantan Tengah. Selain itu di Nusa Tenggara Barat ada Pelabuhan Lembar dan Pelabuhan Bima/Badas, di Nusa Tenggara Timur ada Pelabuhan Tenau Kupang, Kalabahi, Waingapu, dan Maumere.
Menurut Edi, kesiapan sarana dan prasarana pendukung terminal penumpang kapal laut tersebut untuk menghadapi masa angkutan Lebaran tahun 2016 ini. Untuk arus mudik pada transportasi laut diprediksi terjadi mulai H-15 hingga H+15 Lebaran.
“Pada masa angkutan Lebaran 2016, jumlah pemudik yang akan memanfaatkan jasa kapal laut diperkirakan relatif stabil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalaupun ada kenaikan, pertumbuhannya tidak akan terlalu signifikan, hal itu terlihat dari fluktuasi jumlah pemudik dari tahun ke tahun,” jelasnya.
Hal itu dimungkinkan, karena masyarakat memiliki alternatif moda transportasi lainnya. Khususnya masyarakat yang bekerja formal, karena keterbatasan libur lebaran sehingga mereka banyak memanfaatkan moda transportasi udara sebagai sarana angkutan mudiknya. “Mayoritas penumpang kapal laut merupakan pekerja informal seperti di sektor perkebunan dan pedagang yang masih memanfaatkan moda transportasi angkutan laut,” tambahnya.
Ia memaparkan, jumlah pemudik (naik dan turun) menggunakan kapal laut yang melalui pelabuhan yang dikelola Pelindo III sejak H-15 hingga H+15 pada masa angkutan Lebaran 2011 tercatat sebanyak 462.581 penumpang. Pada tahun 2012 sebanyak 416.732 penumpang dan pada tahun 2013 sebanyak 495.215 penumpang. Selanjutnya pada tahun 2014 sebanyak 482.144 penumpang.
“Berikutnya jumlah penumpang naik dan turun di terminal penumpang kapal laut pada tahun 2015 tercatat meningkat menjadi sebanyak 512.638 penumpang,” ungkapnya
Berdasarkan data Pelindo III, jumlah penumpang mudik dan balik lebaran tahun 2015 sepanjang H-15 hingga H+15 di pelabuhan yang dikelola Pelindo III berturut-turut tercatat jumlah pemudik sebanyak 164.987 penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya atau terjadi peningkatan sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 149.583 penumpang. Selanjutnya Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang tercatat sebanyak 101.031 penumpang. Kemudian Pelabuhan Kumai di Kalimantan Tengah sebanyak 51.321 penumpang, disusul Pelabuhan Sampit di provinsi yang sama sebanyak 48.899 penumpang, dan Pelabuhan Tenau Kupang di NTT sebanyak 36.358 penumpang.
“Biasanya penumpang dari daerah memilih datang lebih awal di pelabuhan, sehingga biasanya akan terjadi penumpukan penumpang di terminal penumpang pelabuhan ketika bersamaan keberangkatan kapal atau saat terjadi keterlambatan kedatangan kapal. Hal inilah yang diantsisipasi oleh Pelindo III agar penumpang tetap aman dan nyaman,” tegas Edi.
Oleh sebab itu, kata dia, Pelindo III akan memasang tenda tambahan dan menyediakan toilet tambahan pada beberapa terminal penumpang kapal laut yang tersebar di tujuh provinsi tersebut. Upaya itu untuk mengantisipasi membludaknya penumpang kapal laut musim mudik dan balik Lebaran 2016 mulai H-15 hingga H+15.
Dengan demikian, lanjut dia, terminal tersebut mampu dan laik untuk menampung penumpang lebih banyak daripada kapasitas yang sudah ada. Bahkan dapat menjamin kenyamanan dan bisa memanjakan para penumpang kapal laut.
“Peningkatan jumlah penumpang kapal laut pada arus mudik dan balik yang menggunakan angkutan kapal laut, juga harus diikuti dengan upaya peningkatan pengamanan pada akses keluar dan masuk pelabuhan. Termasuk pada lokasi terminal penumpang kapal laut,” tambahnya.
Sedangkan sarana dan prasarana lainnya, Edi menjelaskan ialah pembuatan posko terpadu di setiap terminal penumpang. Posko terpadu tersebut dikoordinir oleh otoritas pelabuhan setempat, dengan melibatkan gabungan personel lainya yang terdiri dari kepolisian, militer, operator terminal Pelindo III, operator kapal/perusahaan pelayaran, dan rumah sakit/tenaga medis. (s4n/Lin)