Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, turut menyoroti faktor lain yang memengaruhi kondisi ini. Ia menyebut adanya tekanan dari para pekerja panen yang mendorong petani memanen lebih awal, meskipun padi belum matang sepenuhnya.
“Tekanan ini terjadi karena terbatasnya alat panen di tengah banyaknya lahan yang siap dipanen. Akibatnya, petani terpaksa memanen lebih awal agar tidak kehilangan hasil panennya,” ungkap Sutarto.
Dampak dari panen dini ini, harga gabah di beberapa wilayah Sumatera Selatan dilaporkan anjlok hingga Rp5.300 per kilogram. Angka ini jauh di bawah HPP baru yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
Dengan situasi ini, diharapkan ada solusi yang mendukung petani agar dapat memanen pada waktu yang tepat tanpa khawatir kehilangan hasil panen, sehingga harga gabah tetap stabil sesuai standar pemerintah.