MEMO – Kepala Perum Bulog wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Elis Nurhayati, mengungkapkan bahwa panen dini yang dilakukan oleh petani menjadi salah satu penyebab harga gabah turun. Gabah yang dipanen lebih awal cenderung masih hijau dengan kadar air di atas 25 persen, sehingga tidak memenuhi standar pembelian Bulog.
“Bulog hanya dapat membeli gabah petani yang memiliki kadar air maksimal 25 persen. Karena itu, hasil panen yang belum sesuai standar tidak bisa kami serap dengan harga pemerintah sebesar Rp6.000 per kilogram,” jelas Elis dalam wawancara dengan RRI Pro 3, Senin (13/1/2025).
Ia menambahkan bahwa Bulog bahkan dapat membeli gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram apabila kualitas panennya baik. Namun, harga pembelian tersebut baru berlaku mulai 15 Januari 2025, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Menurut Elis, kekhawatiran petani terhadap cuaca buruk menjadi alasan utama panen lebih awal. Banyak petani takut sawah mereka terendam air atau tanamannya rusak akibat curah hujan yang tinggi.
“Bulog wilayah Sumsel dan Babel siap menyerap hasil panen petani yang diperkirakan mulai memuncak pada Februari hingga Maret. Kami telah membuka posko Bulog di berbagai sentra produksi padi untuk mempermudah penyerapan,” tambahnya.
Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, turut menyoroti faktor lain yang memengaruhi kondisi ini. Ia menyebut adanya tekanan dari para pekerja panen yang mendorong petani memanen lebih awal, meskipun padi belum matang sepenuhnya.
“Tekanan ini terjadi karena terbatasnya alat panen di tengah banyaknya lahan yang siap dipanen. Akibatnya, petani terpaksa memanen lebih awal agar tidak kehilangan hasil panennya,” ungkap Sutarto.
Dampak dari panen dini ini, harga gabah di beberapa wilayah Sumatera Selatan dilaporkan anjlok hingga Rp5.300 per kilogram. Angka ini jauh di bawah HPP baru yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
Dengan situasi ini, diharapkan ada solusi yang mendukung petani agar dapat memanen pada waktu yang tepat tanpa khawatir kehilangan hasil panen, sehingga harga gabah tetap stabil sesuai standar pemerintah.