Kontroversi mengenai anggaran makan siang gratis untuk anak-anak telah menarik perhatian publik setelah pengurangan drastis dari Rp15.000 menjadi Rp7.500 per anak. Menteri dan pejabat terkait menyampaikan pandangan berbeda terkait kecukupan anggaran tersebut, memunculkan diskusi tentang standar gizi dan implementasi program di berbagai daerah.
Anggaran Makan Siang Gratis: Rp7.500 Sudah Cukup atau Tidak?
Isu mengenai makan siang gratis bagi anak-anak yang dipangkas anggarannya menjadi perhatian publik terkini. Awalnya diusulkan sebesar Rp15.000 per anak, anggaran tersebut kini dikurangi menjadi Rp7.500 per anak. Beberapa pejabat terkait dengan pemerintahan saat ini menyuarakan pandangan mereka terhadap hal ini.
Beberapa ‘pembantu’ dari Presiden Joko Widodo telah menyampaikan keprihatinan mereka terhadap pengurangan ini. Mereka berpendapat bahwa angka Rp7.500 terlalu kecil dan mereka khawatir bahwa makanan yang diberikan tidak akan memenuhi standar gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, berpendapat bahwa angka Rp7.500 sudah cukup memadai untuk menyediakan makan siang gratis. Dia bahkan menyatakan bahwa angka tersebut dianggap besar di beberapa daerah di Indonesia.
“Saya rasa angka Rp7.500 sudah cukup besar untuk beberapa daerah,” ujarnya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Dia menekankan bahwa teknis terkait anggaran makan siang gratis masih dalam pembahasan dan angka Rp7.500 belum final.