Jakarta, Memo.co.id
Novel Baswedan menduga ada oknum Polri yang menerima suap untuk meneror dia dan para pegawai KPK lainnya. Lantas siapa oknum polisi yang dimaksud oleh penyidik senior KPK ini?
Pernyataan ini dilontarkan Novel menyusul pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait penanganan kasus teror air keras terhadap dirinya. Kerja sama yang ditawarkan Tito kepada KPK untuk mengusut kasus tersebut diduga dilakukan lantaran Kapolri sudah menerima laporan terkait dengan adanya oknum Polri yang menerima suap untuk meneror dia dan para pegawai KPK lainnya.
“Tentang rencana kerja sama dengan KPK, saya menduga Kapolri sudah dapat laporan atau bukti bahwa ada oknum Polri yang terima suap untuk melakukan teror terhadap saya dan orang-orang KPK lainnya,” kata Novel sebagaimana dikutif dari kanal berita Detikcom, Selasa (1/8/2017).
Dugaan ini muncul karena menurut Novel, Polri sempat menolak tawaran bantuan KPK dalam penanganan kasus teror terhadap dirinya. Namun kini justru Polri yang membuka kerja sama.
“Oleh karena itu, perlu kerja sama dengan KPK karena terkait KPK. Sebab, awal-awal investigasi pernah KPK akan membantu tetapi ditolak karena bukan tupoksi KPK,” ucap Novel.
Novel merupakan penyidik KPK yang juga mantan anggota kepolisian. Sebelumnya, dia juga telah mendapatkan informasi mengenai teror untuknya ini dari rekannya di Densus 88 Antiteror. Tak hanya itu, Novel pun menduga ada kasus korupsi di balik teror air keras yang menimpanya.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, yang mengaku bertemu dengan Novel pada Selasa (1/8/2017) pukul 07.15 pagi tadi waktu Singapura.
“Novel menduga Kapolri memiliki bukti dugaan ada suap atau korupsi yang melibatkan pihak oknum kepolisian yang terkait dengan kasus penyerangan terhadap dirinya,” tutur Dahnil dalam keterangan tertulis.