NGANJUK,MEMO.CO.ID –
Monument Dr.Soetomo yang berada di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret,Nganjuk diresmikan oleh Menteri Penerangan RI ,H.Harmoko sejak 6 Mei 1986. Itu artinya usia monument saat ini sudah mencapai 31 tahun. Namun demikian, seiring perjalanan waktu yang cukup panjang, keberadaaan obyek wisata sejarah yang berdiri diatas area tanah seluas 3 ha tersebut tidak dikelola secara maksimal oleh pemerintah daerah setempat.
Terutama masalah pemanfaatan lahan yang kosong disekitar monument tidak desaign sedemikian rupa untuk dijadikan area wisata hiburan rakyat yang nantinya bisa menghasilkan retrebusi daerah (PAD). ‘’ Selama ini pihak daerah rutinitasnya hanya melakukan kegiatan perawatan bangunan saja. Selebihnya tidak ada konsep pengembangan obyek wisata yang mengarah pada peningkatan PAD,’’ terang Kepala Desa Ngepeh ,Moh.Afifodin .
Dengan kondisi seperti itu tampaknya dari pemerintah desa setempat seperti dikatakan Moh.Afifodin berinisiatif untuk mengelola sebagian lahan yang kosong untuk dijadikan area paket wisata. Dari wacana sementara masih disampaikan dia, paket wisata tersebut mulai dari pembangunan kolam renang, pusat permainan anak anak, area taman bunga dan panggung kesenian. ‘’ Sesuai rencana termasuk penataan lokasi untuk pedagang kaki lima,’’ imbuhnya.
Dari konsep itu lebih jauh dikatakan dia, sudah dituangkan dalam proposal dan sudah diajukan ke dinas kebudayaan dan pariwisata daerah dan kementrian pariwisata RI. Namun sampai saat ini permohonan tersebut belum ada tanggapan sama sekali baik dari daerah maupun pusat. ‘’Sampai sekarang belum ada jawaban pasti,’’ paparnya.
Jika pengajuan itu disetujui masih dikatakan dia,untuk biaya pembangunan tahap awal akan dianggarkan melalui dana Bumides sebesar Rp 45 juta. Perencanaan ini menurutnya sudah sering dibahas dan dimasukkan dalam Musrenbangdes. Tapi kenyataanya pemerintah daerah sampai hari ini belum memberikan keputusan apapun terkait kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan lahan kosong disekitar lokasi obyek wisata sejarah monument Dr.Soetomo.
‘’ Inisiatif seperti ini sebenarnya sudah banyak dilirik oleh kalangan investor untuk menanam modal dan sharing profit dengan pihak daerah. Kuncinya tinggal daerah sendiri apakah bersedia menangkap peluang emas ini. Pihak desa juga sudah koordinasi dengan pihak perhutani dalam rangka sewa lahan dan sudah disetujui ,’’jelasnya juga.
Sekedar diketahui pada hari-hari tertentu diarea monument Dr.Soetomo ini dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan organasasi kepemudaan seperti pramuka,PMR dan sebagai tempat rekreasi bagi para pelajar untuk sekedar melihat benda benda peninggalan Dr.Soetomo mulai dari koleksi buku dan alat kedokteran yang disimpan dalam ruang peringgitan. (adi )