Example floating
Example floating
Destinasi

Naik perahu dari “watu-watu” di Pantai Kenjeran

×

Naik perahu dari “watu-watu” di Pantai Kenjeran

Sebarkan artikel ini
Naik perahu dari
Example 468x60

( Memo.co.id )

 “Watu-watu”. Artinya batu-batu. Begitu orang-orang menyebut salah satu tempat di pinggir laut Kenjeran, di sepanjang garis pantai yang panjangnya kira-kira satu kilometer.

Lokasinya tidak jauh dari THP Kenjeran Lama. Tepatnya persis di sebelah Taman Suroboyo, yang belum lama ini dibangun.

Tidak jauh dari sana, ada sentra ikan bulak. Ada yang berdagang ikan, ada juga kafe atau tempat nongkrong sambil minum kopi.

Dulu, di watu-watu terkenal sebagai tempatnya muda-mudi berpacaran. Lokasinya nyaman memang, sebab berhadapan langsung dengan laut, duduk di bebatuan, anginnya kencang, pohonnya rindang, dan tak tampak dari jalan.

Sejak pandemi COVID-19, lokasi itu sekarang jadi alternatif masyarakat melepas penat. Karena THP Kenjeran lama tutup, lalu Taman Suroboyo juga tak dibuka, praktis masyarakat beralih ke watu-watu sebagai jujugan.

Selain gratis, pemandangannya tak kalah indah. Lebih-lebih bentangan Jembatan Suramadu yang kokoh di tengah laut membuat pandangan mata yang semula lelah menjadi kembali benderang.

Sekarang, watu-watu tak seperti dulu. Nyaris tak ada anak muda duduk berdua, berdekatan memadu kasih. Sebab banyak pengunjung yang datang. Jadi, selain malu, tak ada tempat “nyaman” bagi mereka berkasih dari hati ke hati.

“Enak gini mas, ndak ada anak pacaran. Sekarang tempatnya sangat bagus, pohon-pohonnya rindang, hijau dan kuliner khas lengkap,” kata Irwan, salah seorang pengunjung.

Ya, Pantai Kenjeran memang terkenal khas kulinernya, seperti sate kerang, lontong kupang, ditambah degan yang langsung minum dari buahnya. Belum lagi berbagai jenis ikan asap yang membuat perut keroncongan.

Tak itu saja, berbagai macam kerupuk ikan siap dibawa pulang untuk oleh-oleh keluarga di rumah.

Di sepanjang jalan samping watu-watu, mereka berjualan. Pengguna jalan tidak terganggu, sebab mereka berada di pinggir, rapi dan tidak menimbulkan sampah.

Di liburan Lebaran tahun ini, di saat aktivitas wisata belum normal, watu-watu jadi laku. Tukang parkir bak ketiban durian runtuh. Pengunjung juga semakin ternyamankan dengan tidak sedikitnya fasilitas, seperti naik perahu dan naik kuda.

Naik perahu hanya Rp10 ribu per orang. Wisatawan dibawa berlayar, namun tetap di jarak aman karena ada batasnya.

Semakin sore, air laut bertambah surut. Tapi tetap kunjungan wisatawan tak mengerucut.

“Alhamdulillah mas, kalau yang datang ramai, yang naik perahu juga ramai. Ya semoga meski pandemi, tapi pengunjungnya ramai. Asalkan protokol kesehatan terus dijaga,” kata Cak To, salah seorang nelayan pemilik perahu wisata. (*)
( sumber : antaranews,com )

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.