Example floating
Example floating
BeritaKabar Daerah

Musim Kemarau 2023: El Nino Picu Kekeringan dan Kebakaran

×

Musim Kemarau 2023: El Nino Picu Kekeringan dan Kebakaran

Sebarkan artikel ini
Musim Kemarau 2023: El Nino Picu Kekeringan dan Kebakaran
Example 468x60

MEMO,Semarang:   Puncak musim kemarau tahun 2023 diprediksi semakin kering dengan hadirnya fenomena El Nino, khususnya di wilayah Jawa Tengah.

Dampaknya? Risiko kebakaran yang lebih tinggi. Slamet Supariyanto, Kepala Tim 1 Pos Induk Dinas Kebakaran Kota Semarang, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah pencegahan.

Puncak Musim Kemarau 2023 Akan Lebih Kering Akibat Fenomena El Nino

Pada bulan Agustus ini, diperkirakan bahwa kita akan mengalami puncak musim kemarau, terutama di wilayah Jawa Tengah, dengan fenomena El Nino yang turut berkontribusi.

Dampaknya adalah musim kemarau puncak tahun 2023 ini akan lebih kering dibandingkan beberapa tahun sebelumnya yang tidak diiringi oleh El Nino.

Tips Mengatasi Risiko Kebakaran saat Musim Kemarau: Dari Dinas Pemadam Kebakaran

Slamet Supariyanto, yang merupakan Kepala Tim 1 di Pos Induk Dinas Kebakaran Kota Semarang, menyampaikan bahwa saat musim kemarau, risiko terjadinya kebakaran menjadi lebih tinggi.

Dia menyatakan, “Kemarau yang berlangsung lama mengakibatkan kondisi kering, terutama di daerah dengan banyak tumbuhan ilalang. Daerah ini rentan terhadap percikan api akibat gesekan dan jika ada bahan mudah terbakar di sekitarnya, risiko kebakaran semakin besar.” Hal ini diungkapkan olehnya pada hari Jumat, tanggal 4 Agustus 2023.

Salah satu kejadian terkait adalah kebakaran yang terjadi di Jalan Setonen Timur pada hari Kamis, tanggal 3 Agustus 2023. Kebakaran ini muncul di lahan yang ditumbuhi ilalang, berdekatan dengan pemukiman warga.

Slamet Supariyanto menjelaskan, “Saat musim kemarau, angin panas dan tumbuhan ilalang yang kering di sekitar pekarangan warga menjadi penyebab utama timbulnya api kebakaran. Khususnya di perumahan dengan pekarangan luas yang didominasi oleh ilalang.”

Untuk mengatasi kebakaran tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang mengirimkan 2 unit mobil pemadam ke lokasi. Dalam waktu satu jam, api berhasil berhasil dipadamkan.

Slamet Supariyanto juga mengimbau warga Semarang agar tetap waspada selama musim kemarau. Dia mengingatkan bahwa berbagai faktor dapat menyebabkan kebakaran.

“Bagi masyarakat yang memiliki pekarangan dengan tumbuhan kering yang bersentuhan, disarankan untuk mengantisipasi risiko kebakaran dengan cara menyiramkan air. Selain itu, jangan buang sampah-sampah kering seperti puntung rokok sembarangan,” tambahnya.

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap aktivitas yang berhubungan dengan api. Mereka juga memberikan nomor darurat 113 serta nomor pos induk Damkar Semarang (024) 7605871 yang dapat dihubungi jika terjadi kebakaran. (Dias)

Waspada dan Siap Siaga: Tips Menghadapi Musim Kemarau dan Ancaman Kebakaran

Puncak musim kemarau tahun ini telah tiba dengan peringatan khusus: fenomena El Nino yang akan membuatnya lebih kering dari sebelumnya. Kondisi ini mengakibatkan risiko kebakaran semakin tinggi, terutama di daerah dengan tumbuhan ilalang yang kering dan mudah terbakar.

Kepala Tim 1 Pos Induk Dinas Kebakaran Kota Semarang, Slamet Supariyanto, telah memberikan pengingat penting kepada masyarakat untuk menjaga kewaspadaan.

Dalam menghadapi situasi ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Mengantisipasi risiko kebakaran pada pekarangan dengan tumbuhan kering dan menghindari pembuangan sampah kering sembarangan adalah langkah pertama yang dapat membantu mencegah kebakaran.

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang siap memberikan tanggapan cepat, dengan nomor darurat 113 dan nomor pos induk Damkar Semarang (024) 7605871 yang dapat dihubungi dalam situasi darurat.

Dalam menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran, kesiagaan dan langkah pencegahan menjadi kunci utama untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.