Example floating
Example floating
Kabar Daerah

Muncul Ancaman Krisis Pangan, Bulog Akan Impor Beras?

×

Muncul Ancaman Krisis Pangan, Bulog Akan Impor Beras?

Sebarkan artikel ini
Muncul Ancaman Krisis Pangan, Bulog Akan Impor Beras
Muncul Ancaman Krisis Pangan, Bulog Akan Impor Beras
Example 468x60

Jakarta, Memo
Organisasi Pangan Dunia/Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi krisis pangan serta kekeringan menyerang negara-negara di dunia salah satunya Indonesia. Merespons peringatan tersebut Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas berkata impor beras untuk mempertahankan stok dalam negeri dibutuhkan dengan berbagai pertimbangan.
Dengan adanya ketetapan pemerintah, Bulog ditugaskan mengadakan penyimpanan cadangan beras pemerintah (CBP) 1-1,5 juta ton di gudang per tahunnya. Sekarang, di gudang Bulog stok CBP sebanyak 1,4 juta ton.

Sedangkan pemerintah berencana menggelontorkan 900 ribu ton beras untuk bansos kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di negara Indonesia. Buwas berkata, bila bansos tersebut tidak jadi disalurkan lewat Bulog maka impor yang dibutuhkan hanya 300 ribu ton. Tidak hanya itu, impor ini cuma dilaksanakan bila di bulan September-Oktober ini tidak terdapat panen beras.

“Jika September-Oktober tidak terdapat hasil produksi, dan jika stok 900 ribu ton tidak dipakai, kita cuma paling banyak itu impor 300 ribu ton,” papar Buwas di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Tetapi, bila stok CBP yang harus ada cuma 1 juta ton di gudang Bulog, maka dia memastikan tidak butuh adanya impor.

“Tetapi kalau stok hanya perlu 1 juta ton ya nggak perlu, karena kita kan CBP ini 1-1,5 juta ton,” tegas mantan Kabareskrim tersebut.

Buwas mengatakan, impor beras ini sangat perlu dipertimbangkan. Pasalnya, dia sendiri tidak ingin peristiwa tahun 2018 terulang kembali, di mana Bulog merealisasikan impor sebanyak 1,8 juta ton, serta beras tersebut masih tersisa di gudang Bulog hingga saat ini.

“Persoalannya yaitu beras tentu tidak digunakan. Jika cuma kita simpan ini maka hanya akan mengulang tahun lalu. Di mana 2017 kita impor, 2018 datang barang tersebut, hingga hari ini masih tersisa,” jelas dia.

Tidak hanya itu, baginya beras impor tahun 2018 itu dapat penuhi kapasitas gudang, sehingga Bulog susah untuk mencari tempat penyimpanan beras yang baru diserap dari hasil panen petani rakyat.

“Itu dapat membatasi pelaksanaan kita pula, sebab kapasitas gudang kita. Kita ingin meresapnya sulit, sedangkan yang impor ini bukan jelek, namun taste-nya berbeda dengan selera orang Indonesia. Maka jika kita campur begitu saja akan bermasalah. Maka harusnya kita campur dengan beras dalam negeri, agar taste-nya dapat diterima oleh warga kita. Ini menjadi persoalan juga,” tutup Buwas. (ARM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.