Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi wahana untuk mengajarkan masyarakat dan pelajar bahwa Kabupaten Sidoarjo dulunya merupakan wilayah industri gula pada masa penjajahan Hindia-Belanda. Terdapat lebih dari 10 pabrik gula yang berdiri dengan megahnya arsitektur di daerah tersebut.
Radhitya berharap agar kegiatan Tilik Mburi dapat terus berlanjut dan dapat melibatkan lebih banyak pemangku kebijakan di Sidoarjo untuk bersama-sama mengkonsep PG Tulangan sebagai destinasi wisata baru berbasis heritage/sejarah di Kabupaten Sidoarjo.
Dari data yang ada, PG Toelangan telah didirikan dan beroperasi sejak tahun 1850 oleh pemerintah Belanda dengan nama N.V. Matsechappy Tot Exploitatie de Suiker Ondernamingen Kremboong en Toelangan.
Setelah kemerdekaan, pabrik tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 229/UM/57. Namun, akhirnya PG Toelangan yang berada di bawah naungan PTPN X ditutup dan seluruh kegiatan produksinya dipindahkan ke PG Krembung.
Semoga usaha ini dapat meningkatkan nama Sidoarjo dan juga perekonomian masyarakat di sekitarnya. Seperti halnya Kabupaten Karanganyar yang memiliki Colomadu, Sidoarjo pun memiliki Tulangan dan Watutulis, yang semoga dapat menjadi destinasi wisata berbasis heritage yang menarik.