Diversifikasi pangan juga menjadi aspek krusial dalam mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras. Pemerintah perlu mendorong produksi serta distribusi alternatif pangan seperti jagung, sagu, dan ketela agar dapat menjadi pilihan konsumsi yang lebih luas.
Namun, untuk mewujudkan diversifikasi dalam skala besar, jaminan pasar dan kestabilan harga sangat dibutuhkan. Jika petani tidak mendapatkan kepastian dalam pemasaran hasil panennya, mereka cenderung enggan beralih ke komoditas selain beras.
Ketahanan pangan di Indonesia akan bergantung pada kebijakan yang berkesinambungan serta ekosistem pertanian yang mendukung. “Reformasi agraria dan penerapan sistem agroekologi yang berkelanjutan adalah dua faktor utama yang akan menentukan keberhasilan swasembada pangan di masa depan,” tegas Komar.