Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bukti mengenai pembebasan lahan yang menghambat Proyek Sodetan Ciliwung selama 5 tahun terakhir. Data dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian PUPR menunjukkan nol alokasi untuk pengendalian banjir di Jakarta selama periode tersebut.
Selain itu, normalisasi Kali Ciliwung juga terbengkalai akibat minimnya pembebasan lahan. Total panjang normalisasi Kali Ciliwung adalah 33 kilometer, namun baru 16 kilometer yang berhasil dibangun. Proyek tersebut kembali berjalan setelah Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, berhasil melakukan pembebasan lahan dengan cepat.
Normalisasi Kali Ciliwung Mandek Akibat Masalah Pembebasan Lahan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, telah mengungkapkan bukti mengenai masalah pembebasan lahan yang menyebabkan Proyek Sodetan Ciliwung mengalami kebuntuan selama 5 tahun terakhir. Bukti tersebut dapat dilihat dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian PUPR selama 5 tahun terakhir.
“Dalam hal ini, memang benar pembebasan lahan telah menyebabkan proyek mengalami kebuntuan. Jika ingin melihat buktinya, silakan lihat DIPA PUPR selama hampir 5 tahun tersebut, yang menunjukkan nol untuk semua pengendalian banjir di Jakarta. Hal ini disebabkan karena belum dilakukannya pembebasan lahan,” ungkapnya seperti yang dilansir dari detikfinance.com pada Selasa (1/8).
Tak hanya Proyek Sodetan Ciliwung, ia juga menyatakan bahwa tidak adanya pembebasan lahan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga menyebabkan terhentinya normalisasi Kali Ciliwung.
Dari total panjang normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 33 kilometer (km), saat ini masih tersisa 17 km yang belum terealisasi pembangunannya. Dengan kata lain, hanya 16 km yang berhasil terealisasi dari proyek normalisasi Kali Ciliwung.
Presiden Jokowi Soroti Urgensi Pembebasan Lahan dalam Proyek Infrastruktur
Basuki menjelaskan bahwa proyek penangkal banjir di Jakarta mulai berjalan lancar setelah dilakukan pembebasan lahan yang berhasil dilakukan oleh Pj Gubernur Heru Budi Hartono dengan cepat.
“Saat ini, proyek telah dimulai lagi dengan bantuan dari pak Heru, dan kami baru mengalokasikan pembebasan lahan,” tambah Basuki.
Masalah pembebasan lahan yang menyebabkan terhentinya proyek Sodetan Ciliwung sebelumnya telah diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menyatakan bahwa proyek Sodetan Ciliwung harus berlangsung selama belasan tahun karena terkendala masalah pembebasan lahan yang tidak kunjung selesai.
Tidak mengherankan bahwa proyek tersebut sempat mengalami kebuntuan selama 6 tahun sebelum akhirnya dilanjutkan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
“Pembebasan lahan memang menjadi masalah utama karena pekerjaan ini sangat tergantung pada pembebasan lahan. Sehingga saat itu, kegiatan pengeboran terpaksa dihentikan karena pembebasan lahan tidak terselesaikan oleh Pemprov DKI,” ujar Jokowi setelah meresmikan Proyek Sodetan Ciliwung di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur, pada Senin (31/7).
Masalah Pembebasan Lahan Meresahkan Proyek Sodetan Ciliwung dan Normalisasi Kali Ciliwung
Proyek Sodetan Ciliwung dan normalisasi Kali Ciliwung menghadapi tantangan serius akibat pembebasan lahan yang terbengkalai. Tidak hanya mengakibatkan kebuntuan proyek selama 5 tahun, masalah ini juga membuat normalisasi Kali Ciliwung hanya berhasil terealisasi sekitar setengah dari total panjangnya.
Presiden Joko Widodo juga menyoroti pentingnya pembebasan lahan dalam kelancaran proyek ini. Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menjadi kunci keberhasilan proyek setelah berhasil melakukan pembebasan lahan dengan efisien. Diharapkan langkah cepat dalam menyelesaikan pembebasan lahan dapat menjadi solusi untuk memajukan Proyek Sodetan Ciliwung dan normalisasi Kali Ciliwung yang merupakan upaya penting dalam pengendalian banjir di Jakarta.