Menggugah! Pedagang Kuliner Indonesia Kreatif Selamatkan Bisnis di Tengah Kenaikan Harga!

Menggugah! Pedagang Kuliner Indonesia Kreatif Selamatkan Bisnis di Tengah Kenaikan Harga!
Menggugah! Pedagang Kuliner Indonesia Kreatif Selamatkan Bisnis di Tengah Kenaikan Harga!

MEMO

Kenaikan harga bahan pokok, terutama beras dan cabai, telah menjadi sorotan bagi pedagang kuliner di Indonesia. Bagaimana mereka mengatasi tantangan ini? Mari kita simak kisah pengusaha kuliner seperti Adeline di Sidoarjo dan pedagang nasi uduk Syarif di Jakarta Selatan yang berjuang mempertahankan harga jualan mereka meskipun dihadapkan pada lonjakan harga pangan.

Bacaan Lainnya

Kisah Adeline dan Syarif: Cara Tangguh Hadapi Lonjakan Harga Bahan Pokok

Kenaikan harga bahan pokok telah menjadi beban berat bagi sejumlah pedagang kuliner, termasuk warteg, yang kini merasa kesulitan. Salah satunya adalah Adeline, seorang pengusaha kuliner yang memiliki kedai di Sidoarjo. Ia mengungkapkan kebingungannya menghadapi lonjakan harga pangan, terutama beras dan cabai.

Adeline dengan nada keheranan menyatakan, “Saya benar-benar bingung. Harga beras melambung tinggi, dan cabai merah besar sekarang mencapai Rp40 ribu per kilogram, sedangkan biasanya hanya sekitar Rp16 ribu per kilogram.” Hal ini dikatakannya pada hari Senin (2/10).

Selain itu, Adeline yang menjual berbagai macam makanan, mulai dari nasi goreng hingga mie pangsit, juga mengeluhkan harga mentimun yang naik dari Rp6.000 per kilogram menjadi Rp10 ribu per kilogram.

Walaupun harga bahan pangan terus melonjak, Adeline berusaha keras untuk tidak menaikkan harga jualannya. Ia merasa khawatir bahwa kenaikan harga tersebut akan membuat dagangannya sulit terjual.

Untuk mengatasi situasi ini, ia akhirnya memutuskan untuk mengurangi porsi dan takaran makanan yang dijualnya. “Saya tetap berusaha menjaga harga seperti biasanya, karena jika kita menaikkan harga, bisa membuat pelanggan enggan datang. Jadi, saya tetap menjaga harga stabil. Hanya saja, kadang-kadang saya mengurangi porsi nasi dan menambahkan jumlah sayuran,” ujarnya.

Adeline mengakui bahwa setiap harinya ia membutuhkan 2-5 kilogram beras untuk berjualan.

Strategi Adeline: Menyesuaikan Porsi dan Terus Berinovasi

Di tempat lain, seorang pedagang kaki lima yang menjual nasi uduk di Jakarta Selatan, bernama Syarif, juga menghadapi masalah yang sama akibat kenaikan harga bahan pangan. Ia mengungkapkan bahwa harga beras naik sebesar Rp70 ribu, dari Rp530 ribu per karung menjadi Rp600 ribu per karung. Kenaikan harga ini sudah dirasakannya dalam satu bulan terakhir, dan hingga saat ini, belum ada tanda-tanda penurunan harga.

Pos terkait