Tantangan lain yang dihadapi Nafas adalah masalah waktu. Mereka memulai operasional pada Januari 2020, yang sayangnya berdekatan dengan munculnya pandemi COVID-19. Ini menjadi cobaan tersendiri dalam mengembangkan perusahaan.
Piotr Jakubowski, Co-Founder Nafas, juga menyampaikan tantangan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kualitas udara. Kesadaran ini pada awalnya sulit untuk disebarkan, karena polusi udara adalah masalah yang tidak terlihat secara langsung.
Namun, melalui berbagai kampanye kesadaran, termasuk yang dilakukan oleh Nafas, kesadaran ini mulai meningkat.
Piotr juga berbagi pengalaman dari masa kerjanya di Gojek, yang pada satu waktu menghadapi penolakan dan hambatan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri transportasi konvensional. Salah satu tantangan utama bagi startup saat ini adalah menjalankan inovasi mereka tanpa adanya kerangka kebijakan yang mendukung.
Sebelumnya, dalam pembukaan Indonesia Sustainability Forum pada September 2023, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menyatakan bahwa pertumbuhan berkelanjutan dan agenda keberlanjutan merupakan solusi utama untuk mengatasi masalah perubahan iklim, dan Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero pada tahun 2060.
Komitmen ini menunjukkan bahwa pemerintah juga memegang peran penting dalam mendukung agenda keberlanjutan ini.
Tantangan dan Komitmen Bisnis Berkelanjutan: Perjalanan Aruna, Nafas, dan Mendukung Agenda Sustainability
Dalam menghadapi tantangan, Aruna dan Nafas mengambil langkah-langkah berani untuk mengubah paradigma dan menciptakan kesadaran yang mendalam. Mereka memperjuangkan inovasi, walaupun itu berarti mengubah cara orang bekerja dalam industri yang tradisional.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen dalam mendukung agenda keberlanjutan, yang menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan bersama. Semua pihak, baik bisnis maupun pemerintah, bergerak bersama menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.