“Jika sebelumnya, masyarakat begitu bebas dalam membeli barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, tapi sekarang mereka hanya bisa membeli barang yang bersifat primer dan sekunder saja. Atau bahkan mungkin hanya primernya saja,” tambahnya.
Ia juga mencatat bahwa beberapa pusat grosir terkemuka di Indonesia, seperti Pasar Tanah Abang, Cipadu, dan Klewer, mulai merasakan dampak dari penurunan aktivitas pembeli.
Perubahan Pola Konsumsi dan Tantangan Pasar Tradisional dan Modern
Anwar menegaskan bahwa tugas utama saat ini adalah bagaimana memulihkan daya beli masyarakat sehingga mereka tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan primer, tetapi juga kebutuhan sekunder dan tersier mereka. Untuk mencapai hal ini, dia mengusulkan beberapa langkah yang perlu diambil, termasuk:
- Pemerintah harus fokus pada penciptaan lapangan kerja yang layak, terutama untuk mengatasi masalah pengangguran.
- Peningkatan gaji bagi pegawai negeri dan swasta perlu menjadi perhatian serius.
- Kontrol yang lebih ketat terhadap impor barang untuk meningkatkan penjualan pedagang lokal.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pengusaha, termasuk kemampuan mereka dalam beroperasi di era digital, sehingga mereka dapat bersaing dengan harga yang kompetitif.
- Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, seharusnya mendukung produk-produk dalam negeri dengan melakukan pembelian secara masif.
- Masyarakat perlu didorong untuk mencintai produk-produk dalam negeri agar dapat menguatkan perekonomian lokal.
- Pemberlakuan pajak dan regulasi yang ketat terhadap barang-barang impor juga dapat membantu mendorong konsumsi produk dalam negeri.
Penurunan Daya Beli Masyarakat: Penyebab dan Solusi
Dalam konteks yang semakin kompleks ini, langkah-langkah ini mungkin merupakan langkah awal untuk mengatasi penurunan daya beli masyarakat dan memulihkan kekuatan ekonomi mereka.