Selanjutnya Wahyu berharap,”Ada sebuah empati kepada siapapun untuk membenahi rumahnya, sebab kalau musim hujan datang, banjir akan menggenangi tempat tinggalnya hingga setinggi mata kaki orang dewasa,” harap Wahyu Widodo.
Disi lain, kakak ipar Wahyu, Dolly Setiawan menekankan bahwa, ironis mas memang, rumah adik saya seperti tersebut keadaannya.
” Tapi Pemkot tidak bisa membangunnya, sedangkan rumah saya aja bisa dibangun padahal juga lewat program PNPM pada waktu itu.” jelasnya.
Diketahui, rumah Wahyu yang berukuran 3 kali 4 ini memang belum bersertifikat hal milik (SHM), jadi mungkin untuk prosedur di birokrasi Pemkot tidak bisa ditindak lanjuti karena tidak ada payung hukum yang menaunginya.
Masikah kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada “wong cilik”, ataukah tidak ada kader-kader pemerintah daerah setempat tidak berfungsi pada tugas pokok dan fungsinya, seperti lembaga kemasyarakatan kelurahan (LKK), lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sebagi mitra lurah dalam memperdayakan masyarakat.
Bagus Romadon, Ketua Sapma PP dan Pemerhati Sosial di Kota Kediri menegaskan belum meratanya kue pembangunan di Kota Tahu ini.
“Contoh kasusnya Pak Widodo itu masih banyak terjadi di Kediri sini,”pungkasnya.(Hamzah)