Mereka menghendaki supaya jalan raya tersebut diperluas agar arus transpotasi menjadi lancar.
“Tentang perluasan jalan cukup banyak saya soroti. Sejak Jembatan Wijaya Kusuma dibuka, kini banyak truk lewat dan jalan semakin rusak serta terjadi kecelakaan. Maka, saya akan berkoordinasi dengan Dishub terkait hal ini,” jawab Mas Bup dihadapan 20 orang Kades.
Jembatan Wijaya Kusuma mulai dibangun pada Mei 2017 dengan total biaya mencapai Rp 32,77 miliar. Pembangunan memakan waktu selama satu tahun. Kemudian pada tahun berikutnya, jembatan diresmikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Jembatan Wijaya Kusuma yang sebelumnya dikenal dengan nama Jembatan Ngadiluwih tersebut untuk meningkatkan konektivitas antara wilayah Timur dan Barat. Tepatnya antara Kecamatan Mojo dan Ngadiluwih di Kabupaten Kediri yang dipisahkan oleh Sungai Brantas.
Keberadaan jembatan sangat dirasakan oleh para petani yang membawa hasil panennya serta para pedagang asal Ngadiluwih yang berjualan di Pasar Mojo, maupun sebaliknya.
Pertemuan antara Mas Bup dan Mbak Dewi dengan para Kades di wilayah Kecamatan Mojo ini ditutup dengan agenda shalat magrib berjamaah dan buka bersama.
Keakraban dan kebersamaan terlihat antara kepala daerah dengan kades. Hadir pula dalam agenda pertemuan ini, aparat kepolisian dari Polsek Mojo dan Koramil Mojo serta pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat. (Kominfo)