Example floating
Example floating
UMKM

Limbah Kulit Kopi untuk Pewarna Batik

×

Limbah Kulit Kopi untuk Pewarna Batik

Sebarkan artikel ini
Limbah kopi bisa digunakan untuk zat pewarna batik
Limbah kopi bisa digunakan untuk zat pewarna batik
Example 468x60
Limbah kopi bisa digunakan untuk zat pewarna batik
Limbah kopi bisa digunakan untuk zat pewarna batik

Batang, Memo.co.id

Untuk daerah penghasil kopi, limbah kulit kopi bisa dimanfaatkan untuk industri mikro, khususnya pewarna batik. Kerajinan batik, memiliki hasil lebih bahgus dengan memanfaatkan pewarna dari kulit kopi. Komposisi ini, lagi dikampanyekan oleh Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Jakarta ke daerah daerah.

Di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, propaganda untuk menggunakan limbah kopi sebagai bahan pewarna kerajinan batik ini, dijembatani oleh Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, melalui ajang pameran yang dikemas dalam Batang Expo 2016, hari ini.

” Kampanye penggunaan limbah kopi ini ternyata juga mendapat dukungan dari komunitas dan pelaku usaha di bawah. Pemanfaatan limbah kopi mendapat dukungan dari komunitas penggiat kopi Batang Menyeduh,” kata Bupati Batang.

Kabupaten Batang adalah kota kecil yang berdampingan dengan Kota Pekalongan. Daerah tersebut, sama dengan Pekalongan, memiliki ribuan pengrajin batik dan tersebar di desa desa. Produknya sudah menyasar ke berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara. Btrenad yang beredar di pasaran luar, tentu saja brand batik Pekalongan.

Sementara itu Tim Rumah Batik TBIG Jakarta dan Koperasi Bangun Bersama melakukan simulasi dan memberi pelatihan kepada pengunjung pameran Batang Expo 2016.

Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo mengapresiasi kampanye dan pelatihan tersebut. Edukasi itu dinilai sangat membantu promosi potensi ekonomi daerah. ”Pembangunan ekonomi Batang akan berdampak terhadap perekonomian di Jateng di masa mendatang,” terang Yoyok.

Sebagai sebuah daerah dengan sejarah perkebunan panjang, Kabupaten Batang mempunyai potensi andalan salah satunya dari penghasil kopi, selain pengrajin batik.Tidak kurang dari 15 ton limbah kulit kopi dihasilkan perkebunan kopi di kabupaten tersebut.

Presiden Direktur Tower Bersama Herman Setya Budi menambahkan Rumah Batik TBIG bertujuan melakukan pembinaan dan pemberdayaan. Itu penting supaya perajin batik skala mikro tumbuh dan berkembang. Rumah Batik TBIG juga membangun semangat kewirausahaan masyarakat. (nu)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.