Abu letusan tampak berwarna kelabu pekat dan bergerak ke arah barat laut. Aktivitas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum sebesar 22 mm dan durasi mencapai 150 detik.
Aktivitas Vulkanik yang Tinggi
Menurut laporan selama 24 jam terakhir, tepatnya pada Senin (23/12), aktivitas Gunung Semeru didominasi oleh gempa letusan sebanyak 55 kali dengan amplitudo berkisar antara 11-22 mm dan durasi gempa antara 64-160 detik. Selain itu, juga tercatat:
- Satu kali guguran dengan amplitudo 4 mm dan durasi 125 detik.
- Sembilan kali gempa embusan dengan amplitudo 2-9 mm dan durasi 40-82 detik.
- Tiga kali gempa harmonik dengan amplitudo 5-12 mm.
- Satu gempa tektonik lokal dengan amplitudo 20 mm.
- Enam gempa tektonik jauh dengan amplitudo 6-36 mm.
Status dan Rekomendasi PVMBG
Sigit, seorang petugas vulkanologi, menegaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus “Waspada.” Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat:
- Hindari Sektor Tenggara: Warga dilarang beraktivitas di sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 8 kilometer dari puncak.
- Jaga Jarak Aman: Di luar jarak tersebut, aktivitas juga dilarang dalam jarak 500 meter dari tepi sungai untuk menghindari bahaya aliran lahar dan awan panas yang dapat meluas hingga 13 kilometer.
- Larangan di Radius 3 Kilometer: Area dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak harus dihindari karena potensi lontaran batu pijar yang berbahaya.
Bahaya Potensial Lainnya
Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan awan panas, guguran lava, serta aliran lahar akibat hujan yang berpotensi mengalir melalui lembah-lembah di sekitar puncak. Wilayah yang harus diwaspadai meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya.
Gunung Semeru terus menjadi perhatian serius, dan masyarakat diminta untuk mematuhi instruksi serta tetap siaga terhadap perkembangan terbaru.