Lonjakan harga beras hingga mencapai level tertinggi dalam 12 tahun terakhir memicu kekhawatiran serius dalam Badan Pangan PBB (FAO). Artikel ini mengungkapkan dua faktor utama yang memicu lonjakan tersebut, yaitu larangan ekspor beras India dan ancaman cuaca buruk akibat El Nino.
Apa yang sebenarnya terjadi dan apa dampaknya terhadap inflasi pangan di Asia? Mari kita telaah lebih lanjut.
Analisis Mendalam Dampak Larangan Ekspor India dan Ancaman Cuaca Buruk
Badan Pangan PBB, yang dikenal sebagai Food and Agriculture Organization (FAO), sedang menghadapi kekhawatiran serius akibat lonjakan harga beras yang mencapai level tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Lonjakan harga ini diprediksi akan memicu inflasi pangan di Asia, dan ada dua faktor utama yang diidentifikasi sebagai penyebabnya.
Pertama-tama, larangan ekspor beras oleh India yang diberlakukan sejak bulan lalu telah berdampak besar. Ini mengakibatkan penurunan pasokan beras di pasar global, yang pada gilirannya meningkatkan harga beras secara signifikan.
Selain itu, ancaman cuaca buruk yang disebabkan oleh fenomena El Nino juga berkontribusi pada masalah ini. El Nino telah merusak produksi beras, menyebabkan penurunan hasil panen dan kualitas beras yang diproduksi.
Direktur Senior Bank Pembangunan Asia, Qingfeng Zhang, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap situasi ini. Dia menyatakan bahwa harga beras di tingkat global sangat mengkhawatirkan, dan dia yakin bahwa volatilitas harga pangan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan.
Inflasi Pangan Mengguncang Asia: Penyebab dan Prognosis Masa Depan
Sebelumnya, inflasi pangan di Asia relatif terkendali sebelum India menerapkan larangan ekspor beras. Namun, sekarang India telah mengklarifikasi bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk membatasi ekspor beras pratanak non-basmati.