Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa kondisi global sedang mengalami krisis pangan, yang menyebabkan Indonesia mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan beras dari luar negeri. Hal ini diungkapkan oleh Jokowi saat beliau meresmikan pabrik Amonium Nitrat yang dimiliki oleh PT Pupuk Kaltim, PT Dahana, dan PT Kaltim Amonium Nitrat di Bontang, Kalimantan Timur, pada Kamis (29/2/2024).
Diketahui bahwa hampir semua negara saat ini membatasi ekspor pangan mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Akibatnya, harga gandum dan beras terus meningkat. Faktor-faktor seperti perubahan iklim dan gangguan dalam rantai pasokan juga ikut memperparah situasi ini.
“Kita sedang menghadapi krisis pangan global saat ini, di mana hampir semua negara sangat berhati-hati dalam hal pasokan pangan. Dahulu, kita bisa dengan mudah mendapatkan beras dan gandum melalui impor. Namun sekarang, sebagian besar negara pemasok beras telah membatasi ekspornya,” ujar Jokowi dalam pidatonya.
Pentingnya Pembangunan Industri Pupuk untuk Kemandirian Pangan Indonesia
Oleh karena itu, Jokowi menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas dalam negeri. Pembangunan pabrik pupuk menjadi hal yang sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan produksi pangan.
Terlebih lagi, banyak bahan baku pupuk yang masih harus diimpor saat ini. Oleh karena itu, Jokowi memberikan apresiasi atas pembangunan pabrik pupuk amonia ini.
“Sejumlah komponen dan bahan baku pupuk masih harus diimpor, sehingga kita belum mencapai tingkat kemandirian yang diinginkan. Oleh karena itu, saya sangat menghargai upaya keras dalam pembangunan industri amonium nitrat ini,” jelasnya.
Jokowi Ungkap Kondisi Krisis Pangan Global dan Pentingnya Pembangunan Industri Pupuk: Meningkatkan Kemandirian Pangan Indonesia
Dalam menghadapi krisis pangan global, Presiden Jokowi menekankan urgensi untuk meningkatkan kemandirian pangan Indonesia. Dengan pembangunan industri pupuk, seperti pabrik Amonium Nitrat di Kalimantan Timur, diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi pangan dalam negeri.
Namun, tantangan masih ada karena beberapa bahan baku pupuk masih harus diimpor. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu terus diambil untuk mencapai kemandirian pangan yang diinginkan, menjaga stabilitas harga pangan, dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.