Kondisi ekonomi China memiliki peran penting dalam menopang permintaan minyak selama sisa tahun ini. Namun, pertumbuhan ekonomi China yang melambat dalam beberapa waktu terakhir telah membuat pasar khawatir akan menurunnya permintaan minyak dari negara tersebut.
Walaupun demikian, minyak juga masih mendapatkan dukungan dari tindakan pengetatan pasokan yang dilakukan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Namun, kekhawatiran terkait suku bunga yang lebih tinggi dan perlambatan permintaan di China diyakini akan memiliki dampak yang lebih besar daripada pengaruh positif dari tindakan pengetatan pasokan yang dilakukan oleh OPEC+ dalam jangka pendek.
Harga Minyak Dunia Melemah Akibat Kenaikan Suku Bunga AS dan Perlambatan Ekonomi China
Penurunan harga minyak dunia yang terjadi pada hari Rabu (23/8) menunjukkan dampak dari berbagai faktor ekonomi global. Kenaikan suku bunga yang diantisipasi oleh Federal Reserve AS telah menciptakan ketidakpastian di pasar, membuat investor enggan mengambil risiko besar.
Mereka mencari petunjuk dalam Simposium Jackson Hole yang akan datang untuk menentukan langkah selanjutnya. Di samping itu, kondisi ekonomi China yang melambat telah menjadi beban tambahan bagi pasar minyak, mengingat peran penting China sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di dunia.
Meskipun OPEC telah melakukan pengetatan pasokan, kekhawatiran akan suku bunga AS yang lebih tinggi dan perlambatan ekonomi China diperkirakan akan memiliki dampak lebih besar dalam jangka pendek terhadap harga minyak dunia.