Lebih lanjut, Sultan juga menyoroti berbagai konflik yang masih terjadi di berbagai belahan dunia. Ia menyoroti bahwa intoleransi, diskriminasi, serta kekerasan berbasis etnis masih menjadi ancaman serius bagi perdamaian global.
“Seperti yang telah disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, tugas kita semua—terutama para pemimpin agama—adalah terus mendorong dialog yang konstruktif, bukan membiarkan perpecahan semakin meluas,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Prof. Dr. Din Syamsuddin, Ketua Kehormatan Inter Religious Council (IRC) Indonesia, serta para tokoh lintas agama dan perwakilan diplomat dari berbagai negara sahabat. Dalam kesempatan tersebut, dilaksanakan doa bersama sebagai simbol harapan untuk mewujudkan dunia yang lebih damai, harmonis, dan saling menghargai perbedaan.
Indonesia, dengan segala keberagamannya, memiliki potensi besar untuk menjadi contoh bagi dunia dalam membangun toleransi dan persaudaraan antaragama. Dengan memperkuat dialog, mengedepankan persaudaraan, serta menghindari sikap diskriminatif, perdamaian yang lebih luas dapat terwujud.