Orang tua memiliki peran vital dalam mempersiapkan masa depan anak sejak dini. Dengan mengembangkan berbagai keterampilan dan karakter, anak dapat lebih siap menghadapi tantangan kehidupan. Penting bagi orang tua untuk menyesuaikan ekspektasi mereka seiring dengan pertumbuhan anak agar proses tumbuh kembang berjalan lancar dan harmonis. Psikolog anak Michele Borba mengidentifikasi tujuh keterampilan utama yang perlu dimiliki anak untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
Mengapa Orang Tua Memegang Peran Penting dalam Kesuksesan Anak
Para orang tua memiliki peranan yang sangat krusial dalam membentuk masa depan anak mereka sejak usia dini. Untuk membantu anak-anak mencapai kesuksesan di masa depan, sangat penting untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan karakter yang mendukung mereka di berbagai aspek kehidupan.
Semakin sering anak-anak berlatih keterampilan tersebut, semakin besar kemungkinan mereka untuk menjadi mandiri. Meski begitu, orang tua perlu menyesuaikan ekspektasi mereka seiring dengan pertumbuhan anak agar tidak terjadi bentrokan selama proses perkembangan.
Psikolog anak Michele Borba mengidentifikasi tujuh keterampilan penting yang diperlukan anak-anak untuk memiliki kekuatan dan ketahanan mental, mampu bersaing dalam kehidupan sosial, memiliki kesadaran diri, dan tidak mudah menyerah. Borba menyebut keterampilan-keterampilan ini sebagai tanda dan bekal untuk kesuksesan mereka di masa depan.
Apa saja keterampilan yang dimiliki oleh anak-anak sukses? Berikut penjelasannya.
1. Percaya Diri
Menurut Borba, banyak orang tua yang seringkali menyamakan harga diri dengan kepercayaan diri. Oleh karena itu, mereka sering berkata, “Kamu spesial,” atau “Kamu bisa menjadi apa saja yang kamu inginkan,” kepada anak-anak mereka. Namun, ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa harga diri meningkatkan kesuksesan akademis atau kebahagiaan anak.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak yang sukses adalah mereka yang percaya diri dengan usaha dan kemampuan mereka sendiri. Rasa percaya diri ini biasanya muncul dari keberhasilan dalam melakukan sesuatu dengan baik, mampu menghadapi rintangan, menemukan solusi, dan bersikap tegas terhadap diri sendiri. Borba menekankan bahwa terlalu banyak campur tangan orang tua, seperti membantu mengerjakan PR anak, hanya akan membuat anak berpikir bahwa orang tua tidak percaya mereka bisa melakukannya sendiri.
2. Empati
Empati terbagi menjadi tiga jenis: empati afektif (berbagi perasaan dengan orang lain), empati perilaku (kepedulian yang mendorong tindakan), dan empati kognitif (memahami pikiran seseorang dan menempatkan diri di posisi orang tersebut).
Untuk menumbuhkan kemampuan empati anak, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut:
Mengenalkan berbagai jenis emosi seperti bahagia, kesal, marah, dan sedih.
Mengajak anak untuk mengenali dan mengungkapkan emosi yang mereka rasakan.
Memberi anak kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang baik melalui contoh.
Berdiskusi dengan anak tentang perasaan orang lain, seperti menanyakan, “Menurutmu, bagaimana perasaan orang itu? Kamu pernah merasakan hal yang sama?”
3. Pengendalian Diri
Salah satu kunci kesuksesan anak menurut Borba adalah kemampuan untuk mengendalikan perhatian, emosi, pikiran, tindakan, dan keinginan. Salah satu cara untuk mengajarkan pengendalian diri kepada anak adalah dengan memberi isyarat. Contoh isyarat yang dapat diberikan orang tua antara lain:
“Kalau kamu marah, hitung sampai 10 sebelum menjawab.”
“Kalau ragu, berhenti sejenak, lalu berpikir dan tenang.”
“Jangan mengatakan apapun yang kamu tidak ingin dengar dari orang lain.”
4. Integritas
Integritas melibatkan keyakinan, kapasitas, sikap, dan keterampilan yang membantu anak untuk mengetahui dan melakukan hal-hal baik. Memberikan ruang kepada anak untuk mengembangkan identitasnya sangat penting agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang sukses.
Salah satu cara membangun integritas anak adalah dengan mengakui dan memuji perilaku baik yang mereka lakukan sehingga mereka menyadari bahwa orang tua menghargai perbuatan mereka. Borba menyarankan untuk menggunakan kata “karena” untuk menjelaskan alasan mengapa perilaku mereka baik.
5. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu menggambarkan keinginan untuk mengeksplorasi hal-hal baru yang menantang bagi anak. Orang tua dapat memanfaatkan barang-barang sederhana seperti cat, benang, kertas, dan stik es krim untuk merangsang rasa ingin tahu anak. Biarkan anak bereksplorasi dengan benda-benda tersebut.
Selain itu, orang tua juga bisa memancing rasa ingin tahu anak dengan memberikan pertanyaan seperti, “Yuk, kita lihat apa yang akan terjadi!”, “Kalau menurut kamu bagaimana?”, “Wah, kok, kamu bisa tahu?”
6. Ketekunan
Ketekunan membantu anak-anak untuk bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk menumbuhkan sifat tekun pada anak, orang tua dapat membantu mereka mengenali kesalahan dan mendorong mereka membagi tugas menjadi beberapa bagian agar pekerjaan terasa lebih mudah. Dengan begitu, anak-anak tetap termotivasi untuk bekerja keras dan menyelesaikan apa yang mereka mulai meskipun ada banyak kendala.
7. Optimisme
“Anak-anak yang optimis melihat tantangan dan hambatan sebagai sesuatu yang sementara dan dapat diatasi, sehingga mereka lebih berpotensi menjadi sukses,” kata Borba. Menurutnya, orang tua harus terlebih dahulu memiliki sifat optimis sebelum mengajarkannya kepada anak karena anak-anak cenderung mengadopsi sikap optimis dari orang tua mereka.
Dengan menanamkan ketujuh keterampilan ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan fondasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
Membangun Fondasi Kesuksesan Anak Melalui Tujuh Keterampilan Utama
Untuk membantu anak-anak mencapai kesuksesan, orang tua perlu fokus pada pengembangan tujuh keterampilan utama yang diidentifikasi oleh Michele Borba. Keterampilan ini mencakup kepercayaan diri, empati, pengendalian diri, integritas, rasa ingin tahu, ketekunan, dan optimisme. Melalui pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan.