Example floating
Example floating
Humaniora

Keteladanan Sunan Muria, Walisongo Termuda, Suka Topo ngeliyang

×

Keteladanan Sunan Muria, Walisongo Termuda, Suka Topo ngeliyang

Sebarkan artikel ini
Keteladanan Sunan Muria, Walisongo Termuda, Suka Topo ngeliyang
Example 468x60

Sunan Muria memilih menetap di daerah puncak Gunung Muria yang bernama Desa Colo. Nah, dari tempat tinggalnya tersebut sebutan Sunan Muria muncul. Kedekatan dengan masyarakat jelata menjadikan Sunan Muria lebih toleran dalam menghadapi masalah.

Sunan Muria selalu dimintai pendapat untuk berbagai macam masalah yang rumit. Termasuk ketika terjadi konflik di dalam Kesultanan Demak pada tahun 1518-1530 Masehi. Sunan Muria menjadi mediator yang memberikan solusi terbaik hingga akhirnya diterima oleh semua pihak. Karena kebijakannya,  Sunan Muria dihormati oleh semua kalangan masyarakat.

Mas Dhito Lanjutkan

Selain berdakwah di daerah Gunung Muria, Sunan Muria juga memperluas dakwahnya di berbagai wilayah, seperti Kudus, Juwana dan Tayu. Dalam berdakwah, Sunan Muria harus naik turun gunung yang tingginya sekitar 750 meter. Beliau berdakwah menggunakan sarana kesenian seperti ayahnya, Sunan Kalijaga.

Sunan Muria mengajarkan kebaikan dan ketauhidan kepada Allah SWT melalui media gamelan, tembang, dan wayang. Selain itu, Sunan Muria juga mengajarkan nilai-nilai moral seperti hidup sederhana, kedermawanan, dan bijaksana kepada masyarakat.

Cara berdakwah seperti yang dilakukan Sunan Muria karena mayoritas masyarakat masih menganut Hindu-Buddha. Sunan Muria juga memasukkan ajaran Islam dalam budaya Jawa. Berbagai budaya peninggalan Hindu-Buddha dimodifikasi dengan pendekatan ajaran Islam.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.