Malang, Memo
Kerusuhan suppertor arema saat laga Persebaya-Arema, di Stadion Kanjuruan Malang, mencatat kor4ban meninggal dunia sebanyak 180 orang. Data ini diperoleh pada Minggu pagi dan dilaporkan pihak Pemeritah daerah, melalui Dinas Kesehatan Malang.
Sementara itu, sebanyak 191 orang mengalami luka luka berat dan masih dalam kondiri perawatn serius di beberapa rumah sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menyatakan , para korban tersebar di 10 rumah sakit yang ada di Malang.
Berdasarkan pencatatan Dinas Kesehatan Malang, jumlah korban wafat dari kekacauan supporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10), semakin bertambah sampai 180 orang.
“Wafat 180 orang,” papar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo, Minggu (2/10) siang.
Mayat 180 supporter itu tetap ada di 10 rumah sakit di Kabupaten dan Kota Malang. Mereka segera dibawa ke sejumlah rumah sakit semenjak kekacauan yang terjadi saat malam sebelumnya. “Sekitar 25 mayat belum juga teridentifiksai,” jelas Wiyanto Wijoyo.
Korban wafat disebutkan Wiyanto karena terinjak-injak. Mereka kekurangan dadanya kesakitan dan napas.
“(Meninggal) karena terinjak-injak. Memang napas sesak karena terinjak-injak,” ungkapkan Wiyanto.
Dalam pada itu, sekitar 191 seseorang masih dirawat di dalam rumah sakit. Mereka alami luka-luka. “Sekitar 191 orang yang lain beberapa luka dan masih dirawat,” kata Wiyanto Wijoyo.
Jumlah mayat yang belum terdeteksi semakin bertambah sampai 25 orang, dari awal sebelumnya 17 orang. Angka itu disebutkan menyusut dan lebih bagus dari sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo menjelaskan, mayat itu tengah dideteksi di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dan beberapa rumah sakit lain.
“Mayat yang belum terdeteksi sekitaran 25 orang,” kata Wiyanto, Minggu (2/10) siang.
Wiyanto menyebutkan banyak keluarga yang mulai cari mayat anggota keluarganya yang turut melihat laga BRI Liga 1 di antara Arema dengan Persebaya itu. “(Angka ini) menurun. Banyak keluarga yang cari,” lanjut Wiyanto Wijoyo.