Pemilik salah satu toko di kawasan tersebut, Nyoman Daken, mengatakan bahwa permintaan terhadap ogoh-ogoh mini mulai meningkat sejak dua minggu terakhir. “Sudah ada sekitar 200 ogoh-ogoh mini terjual, dan yang paling laris adalah ukuran kecil,” ujarnya kepada RRI, Senin (6/1/2025).
Agung Surya, seorang warga Denpasar, mengungkapkan bahwa membeli ogoh-ogoh mini telah menjadi tradisi tahunan untuk keluarganya. Ia menjadikannya sebagai sarana edukasi bagi anak-anak, terutama dalam mengenalkan nilai-nilai budaya dan agama. Tahun ini, ia memilih ogoh-ogoh Ganesha untuk mengajarkan anaknya tentang Dewa Ganesha.
Nyoman Daken yang dibantu oleh delapan pekerja membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk menyelesaikan satu ogoh-ogoh berukuran satu meter. Selain ogoh-ogoh mini, ia juga menawarkan pelinggih batu atau tempat persembahyangan, serta ornamen seni lainnya di tokonya.
Nyoman berharap agar Tahun Baru Saka 1947 menjadi momentum untuk meningkatkan kreativitas pemuda Bali, terutama dalam melestarikan seni budaya melalui ogoh-ogoh. “Semoga tradisi ogoh-ogoh terus menjadi lambang semangat berkarya dan kebersamaan, serta membuktikan bahwa inovasi dapat berjalan seiring dengan pelestarian tradisi Bali,” tutupnya penuh harap.