Investor-investor dalam negeri telah mengalokasikan investasi senilai Rp20 triliun untuk proyek pembangunan fasilitas publik di Ibu Kota Nusantara (IKN). Kabar baik ini datang dari Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, yang mengumumkan konsorsium sepuluh perusahaan terkemuka yang terlibat dalam proyek ini.
Selain itu, ada pula investor lain yang berpartisipasi di berbagai sektor penting. Hal ini menandai awal dari era investasi sektor swasta yang berpotensi mengubah paradigma Indonesia dari yang sebelumnya Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris. Mari kita telaah lebih lanjut perkembangan signifikan ini dalam tiga alinea berikut.
Sepuluh Perusahaan Raksasa Bersatu untuk Membangun Ibu Kota Nusantara
Sepuluh investor lokal telah mengalokasikan dana investasi sebesar Rp20 triliun untuk proyek pembangunan berbagai fasilitas publik di Ibu Kota Nusantara (IKN). Kabar ini disampaikan oleh Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan di Jakarta pada hari Kamis.
Konsorsium investor ini terdiri dari sepuluh perusahaan terkemuka, yakni Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinar Mas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart Group. Selain konsorsium ini, Bambang juga mencatat bahwa ada investor lain yang ikut terlibat dalam berbagai sektor seperti perhotelan, pusat perbelanjaan, rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran.
Beberapa di antaranya adalah Pakuwon, Marriott, Jambuluwuk, Vasanta, Hermina, dan Jakarta Intercultural School.
Presiden Jokowi Menandai Era Baru: Ground Breaking Hotel Nusantara di IKN
Bambang menjelaskan bahwa nilai investasi yang telah disuntikkan oleh konsorsium ini ke proyek IKN mencapai sekitar Rp20 triliun. Hal ini menjadi tonggak penting karena, menurut Bambang, saat ini sedang dilakukan Ground Breaking untuk proyek Hotel Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan menandai awal dari investasi sektor swasta yang signifikan di IKN.