Jakarta, Memo
Kepala Ekonomi dan Asisten Direktur Departemen Ekonomi dan Pembangunan Sosial Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO), Maximo Torero Cullen pertengahan April lalu menyebut ada potensi terjadinya krisis pangan dunia karena penerapan karantina wilayah atau lockdown untuk memerangi virus corona.
Indonesia sendiri akan menghadapi beberapa tantangan dalam sektor pangan. BMKG memprediksi bahwa 30% wilayah Indonesia akan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya. Menurut laporan yang diterima Presiden Joko Widodo dari para menterinya, sederet bahan pangan masih defisit di beberapa provinsi.
“Kabarnya stok beras defisit di 7 provinsi, lalu stok jagung defisit di 11 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi. Diperkirakan juga stok telur ayam defisit di 22 provinsi, stok gula defisit di 30 provinsi, dan bawang putih di 31 provinsi. Jika dibiarkan, kondisi ini akan memicu lonjakan harga pangan di Indonesia,” ujar Ketua Induk Koperasi Kepolisian (Inkoppol) Negara Republik Indonesia Bapak Irjen (Purn) Drs. H. Yudi Sushariyanto, SH., pada keterangannya (24/6/2020).
Menanggapi situasi tersebut, Sari Pramono selaku Ketua Rumah Pangan Inkoppol (RPI) mengatakan bahwa dirinya bersama RPI sedang berupaya untuk menjaga kestabilan harga pangan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan terlibat operasi pasar gula secara rutin. Menurutnya, gula pasir merupakan salah satu komoditas yang penting dan banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
“Beberapa bulan terakhir memang sudah mulai terasa ada keterbatasan stok gula, terutama di Jabodetabek. Baik di pusat perbelanjaan, mini market, maupun situs jual beli online, kisaran harga gula pasir kemasan 1 kg mencapai 17-25 ribu rupiah. Rumah Pangan Inkoppol memberikan harga di bawah pasar yaitu di angka 14.500 rupiah untuk gula kristal putih kemasan 1 kg,” tambahnya.
Ketua Bidang 9 Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut menjelaskan bahwa Rumah Pangan Inkoppol juga menyediakan sembako dan bahan pangan lainnya yang dijual lebih murah dari harga pasar. Dalam memasok komoditasnya, RPI bekerja sama langsung dengan UMKM dan para petani agar ketahanan pangan Indonesia dapat terus terpenuhi.
“Komoditas pangan lain seperti beras, minyak goreng, daging, dan mie instan kami jual lebih rendah dari harga pasar. Beberapanya kami suplai dari UMKM dan petani, jadi harganya lebih murah karena tidak melewati tengkulak. RPI berharap bisa membantu dalam menjaga kestabilan harga pangan untuk masyarakat Indonesia, dan dapat berkontribusi lebih untuk kedepannya,” tutupnya. (ARM)