Diperoleh keterangan, 25 santri yang naik perahu gethek tersebut adalah santri Pondok Langitan dan hendak menyeberang karena madrasah dan pondok libur. Mereka ke pasar Babad bersama-sama. Mereka memang harus mengguakan perahu gtehek milik Markat.
Sayangnya, 25 santri tersebut banyak yang berada di depan perahu. Sebagian besar, santri berdiri di bagian depan, sehingga posisi perahu tidak seimbang. Perahu gethek jika berjalan, dalam posisi bagian depan harus lebih tinggi. Ini untuk memudahkan perahu bisa berjalan, setelah air di aliran sungai bertatapan dengan bodi bagian bawah depan perahu, sehingga perahu terus bergerak maju.
Karena banyaknya santri yang ada di bagian depan, perahu kesulitan untuk melaju. Sedang aliran kali Bengawan Solo cukup besar. Seketika itu juga, perahu tenggelam sedikit sedikit. Segian santri berpegangan perahu sebagian lainnya nekat menceburkan diri untuk berenang ke tepi sungai.
Dalam penjelasan ke petugas, Markat sudah berusaha mengatur agar 20 lebih santri itu duduknya diatur sebegaimana biasa. Biasanya, mereka duduk dan berdiri di bagian tengah dan belakang. Lazimnya perahu gethek, selalu penumpangnya di tengah dan di belakang, karena bagian depan perahu harus lebih tinggi posisinya di atas air.
Nah, karena sulit mengatur santri yang berdesakan dan mereka memilih berada di bagian depan perahu, kejadian tersebut tidak bisa dihindari. ( red )