Jakarta, Memo
Indonesia, termasuk negara yang paling tidak memiliki sopan santun di Asia Pasifik. Pengguna internet di negara Indonesia , khususnya dalam media sosial, kurang memuliki adab dan tidak santun. Ada 3.640 ujaran kebencian yang sudha diumbar di media sosial dalam kurun 2018 – 2021.
Social Media Officer Good News From Indonesia Ni Putu Ruslina Darmayanthi mengingati keutamaan norma dalam melakukan aktivitas di ruang digital dengan selalu memprioritaskan sopan santun.
“Sopan santun ialah prinsip penting warga yang bermoral. Silahkan kita perlakukan tiap orang secara baik dan hargai, baik itu di dunia riil, atau di dunia digital,” sebut Ruslina dalam rilis pers yang diterima, Senin.
Hal tersebut dikatakannya dalam seminar-online bertopik “Safe and Secure Online” di Pontianak, Kalimantan Barat yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Pergerakan Nasional Literatur Digital (GNLD) Siberkreasi.
Ruslina menjelaskan menurut hasil survey Microsoft pada 2020, netizen Indonesia disebutkan jadi yang paling tidak sopan se-Asia Pasifik. Sementara pada survey Digital Civility Indeks pada Februari 2021, ada 3.640 ajaran kedengkian yang diobral pada media digital dalam periode 2018-2021.
Lalu sekitar 27 % informan pernah jadi korban ajaran kedengkian, 13 % jadi korban diskriminasi, dan 43 % pernah termakan penipuan dan hoaks.
Ia mengharap hal itu dalam berbeda dengan tingkatkan kesadaran atas keutamaan norma pada media digital. Ruslina menjelaskan dunia digital sama dengan dunia riil, ada macam kultur dan budaya yang perlu disegani.
Hubungan macam budaya di dunia digital memerlukan standard baru etika atau norma yang sering disebutkan etika digital.
Dalam pada itu, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma Rahma Santhi Zinaida yang jadi pembicara dalam seminar-online itu menjelaskan warga harus mempunyai pemikiran yang positif saat masuk ke dunia digital.
Maknanya, tidak gampang mengadili orang dengan memberi komentar mengejek atau jelek. “Jadilah netizen yang kreatif. Dapat dengan membuat content yang berguna atau melipur,” kata dia.
Kehadiran program Pergerakan Nasional Literasi Digital oleh Kemenkominfo diharap bisa menggerakkan warga memakai internet dengan cerdas, positif, produktif, dan inovatif.
Aktivitas ini terutamanya diperuntukkan untuk beberapa komunitas di daerah Kalimantan dan sekelilingnya untuk membuat komune pintar, tapi juga menolong menyiapkan sumber daya manusia yang lebih baik dalam manfaatkan internet secara positif, krisis, dan inovatif di zaman industri 4.0.