Dewan Energi Nasional (DEN) menegaskan bahwa gas memiliki peran penting sebagai penghubung menuju peralihan ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Hal ini dikarenakan emisi yang dihasilkan dari pembakaran gas cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan emisi dari sumber energi fosil lainnya seperti batu bara.
Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, sebelum Indonesia sepenuhnya beralih ke EBT, gas bumi merupakan pilihan energi yang sangat tepat untuk tahap transisi tersebut. Terlebih lagi, Indonesia memiliki pasokan gas yang cukup melimpah saat ini.
“Dalam proses transisi menuju penggunaan EBT secara penuh, gas merupakan opsi terbaik yang dapat kita manfaatkan. Kita masih memiliki cadangan gas yang cukup untuk dieksploitasi, baik dalam bentuk gas pipa maupun LNG. Meskipun kita masih mengimpor gas dalam bentuk LPG, karena kebutuhan akan propana dan butana, namun untuk keperluan transportasi kita menggunakan gas metana dan etana, serta ekspor yang dilakukan adalah LNG,” ungkap Djoko dalam acara Energy Corner pada Rabu (21/2/2024).
Djoko juga mengungkapkan bahwa sekitar 30 tahun yang lalu, Indonesia pernah menggunakan gas sebagai sumber energi untuk sektor transportasi. Saat itu, telah terdapat 28 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang tersebar di berbagai lokasi.
Namun, permintaan untuk kendaraan berbahan bakar gas pada waktu itu menurun, karena kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah. “Contohnya, saat itu diatur bahwa kendaraan harus menggunakan gas, namun karena berbagai faktor akhirnya kembali menggunakan bahan bakar konvensional, terutama untuk kendaraan umum,” tambahnya.
Jembatan Penting Menuju Energi Baru dan Terbarukan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya juga telah menyoroti peningkatan pemanfaatan gas bumi secara menyeluruh. Pasalnya, gas bumi memiliki potensi untuk mengisi kesenjangan antara target dan realisasi penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT).
Noor Arifin Muhammad, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai nol emisi bersih pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.