Pemerintah Selandia Baru di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Christopher Luxon berencana menerapkan larangan penggunaan handphone (HP) bagi siswa di seluruh sekolah negara itu. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan fokus belajar para siswa di lingkungan sekolah serta meningkatkan kualitas pendidikan di negara tersebut.
Langkah Radikal PM Luxon untuk Fokus Belajar dan Reformasi Kurikulum
Pemerintah Selandia Baru baru-baru ini mengumumkan rencana untuk melarang penggunaan ponsel di sekolah bagi seluruh siswa di negara tersebut. Keputusan ini diumumkan oleh Perdana Menteri baru Selandia Baru, Christopher Luxon, yang berencana menerapkannya dalam 100 hari pertama masa jabatannya. Tujuannya adalah agar siswa dapat lebih fokus dalam proses belajar di lingkungan sekolah.
Christopher Luxon dengan tegas menyatakan, “Kami akan menerapkan larangan penggunaan ponsel di semua sekolah di Selandia Baru.” Dia menambahkan, “Kami ingin memastikan anak-anak dapat belajar dengan baik, dan kami ingin para guru dapat mengajar dengan efektif.”
Menteri Pendidikan Selandia Baru, Erica Stanford, menyampaikan bahwa data yang ada menunjukkan bahwa lebih dari separuh siswa usia 15 tahun di Selandia Baru belum mencapai standar dasar literasi dan numerasi.
Langkah melarang penggunaan ponsel di sekolah sebenarnya sudah sebagian atau sepenuhnya diterapkan di beberapa negara lain seperti Australia, Kanada, China, Prancis, Inggris, dan beberapa negara di Asia. Sebuah laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis pada bulan Juli sebelumnya juga merekomendasikan larangan penggunaan ponsel di sekolah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kinerja siswa dan mengurangi dampak dari perundungan daring.
Pemerintah Selandia Baru Larang Handphone di Sekolah Demi Pendidikan Lebih Baik
Namun, kebijakan ini tidak selalu didukung oleh semua pihak. Sebuah studi yang dilakukan oleh beberapa universitas di Stockholm dan Sodertorn, Swedia pada tahun 2020 menemukan bahwa beberapa guru bahkan mengakui bahwa ponsel terkadang memiliki manfaat di dalam kelas.
Selain larangan penggunaan ponsel di sekolah, PM Luxon juga berencana untuk melakukan “reformasi” pada kurikulum sekolah dengan mengubah beberapa mata pelajaran seperti Bahasa Inggris dan matematika. Selain itu, rencananya termasuk mewajibkan satu jam setiap hari untuk kegiatan membaca, serta menitikberatkan pada kemampuan menulis dan matematika di tingkat sekolah dasar dan menengah mulai tahun mendatang.
Berdasarkan data terbaru dari Penilaian Siswa Internasional yang dilakukan oleh Organisation for Co-operation and Economic Development pada tahun 2018, Selandia Baru menempati peringkat ke-11 dalam bidang membaca, ke-12 dalam bidang sains, dan ke-27 dalam bidang matematika.
Selain fokus pada bidang pendidikan, PM Luxon juga dihadapkan pada tantangan untuk mengimplementasikan beberapa perjanjian yang kontroversial dengan salah satu sekutunya terkait pedoman tentang gender dan seksualitas.
Pemerintah Selandia Baru akan Melarang Penggunaan Handphone di Sekolah demi Fokus Belajar Siswa
Pada saat yang sama, sambil berfokus pada bidang pendidikan, PM Luxon juga dihadapkan pada tantangan lain terkait implementasi perjanjian kontroversial tentang pedoman gender dan seksualitas dengan salah satu sekutunya. Langkah-langkah ini menandai perubahan yang signifikan dalam upaya Selandia Baru untuk memperbaiki sistem pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif bagi generasi mendatang.