Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), memasuki fase kritis dengan meningkatnya aktivitasnya, memaksa evakuasi penduduk dari lima desa terdampak. Kondisi terbaru ini diwarnai oleh serangkaian letusan dan ancaman bahaya lahar dingin, menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat setempat.
Warga Limapuluh Desa di Flores Timur Mengungsi
Tingginya aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menyebabkan evakuasi penduduk dari lima desa terdampak. Kepala Balai Pengamatan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Geologi Nusa Tenggara, Arios Ghele Raja, menyatakan bahwa kelima desa di Flores Timur telah ditinggalkan oleh warganya akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Warga tersebut mengungsi dari Desa Dulipali, Nobo, Nurri, Nawakote, dan Klantalo yang berada dalam radius risiko erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Rincian tersebut diungkapkan Arios Ghele Raja dalam keterangannya kepada detikBali pada Rabu (17/1).
Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef, menginformasikan bahwa pada hari Rabu ini, dari pukul 00.00 hingga 06.00 Wita, terjadi 28 kali letusan dengan tinggi asap mencapai 500 meter. Saat ini, Gunung Lewotobi Laki-laki berstatus level IV atau awas.
Lava dari Gunung Lewotobi Laki-laki dilaporkan mengalir sejauh 3 kilometer ke arah utara dan timur laut. Sebelumnya, banjir lahar dingin menyapu lahan pertanian warga di kaki gunung, mengancam gagal panen bagi puluhan warga di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.
Peningkatan Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Membuat Badan Geologi Memperluas Rekomendasi Evakuasi
Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda Kurang, menyebutkan bahwa sekitar 20 warga terdampak, dengan setiap warga memiliki sekitar 4 hektare lahan pertanian yang rusak akibat banjir lahar dingin.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat peningkatan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki. Pada 16 Januari 2024, tercatat 396 kali gempa, hampir dua kali lipat dari hari sebelumnya.
Badan Geologi juga mencatat letusan pada 16 Januari, melontarkan abu vulkanik setinggi 600 meter dan lava pijar sejauh 2 kilometer dari pusat erupsi.
Akibat peningkatan aktivitas gempa, Badan Geologi memperluas rekomendasi evakuasi. Sebelumnya, rekomendasi melibatkan jarak 4 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral 5 kilometer ke arah barat laut hingga utara dan timur laut.
Namun, pada 17 Januari 2024, jarak tersebut diperluas menjadi radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral 6 kilometer pada arah utara hingga timur laut.
Muhammad Wafid, Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi, mengatakan bahwa hasil analisis menyeluruh terhadap data pemantauan menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan secara signifikan, mendorong perubahan rekomendasi evakuasi untuk menjaga keselamatan masyarakat dari bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Eskalasi Bahaya Erupsi: Peningkatan Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Memaksa Evakuasi dan Perluasan Rekomendasi Aman
Dengan peningkatan aktivitas gempa yang mencengangkan, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperluas rekomendasi evakuasi untuk melibatkan radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral 6 kilometer pada arah utara hingga timur laut.
Peningkatan intensitas kegempaan yang hampir dua kali lipat dari hari sebelumnya, bersamaan dengan letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang melontarkan abu vulkanik dan lava pijar, memberikan pemahaman akan eskalasi risiko erupsi. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas, dan langkah-langkah pencegahan perlu ditingkatkan.