Memo.co.id – ( LAMONGAN ) Su’udi, guru SMA Negeri Karangbinangun Lamongan, yang ikut dipulangkan oleh pemerintah, diantara 14 Warga Lamongan eks anggota Gafatar gelombang kedua kembali ke daerah asalnya, mengaku pasrah akan nasibnya.
Su’udi mengaku pasrah dengan kelanjutan karirnya sebagai guru yang sudah berstatus PNS. Suudi mengaku, dirinya sudah 3 bulan tidak melaksanakan kewajibannya mengajar di SMA Negeri Karangbinangun, tempat dinasnya. Suudi meninggalkan kewajibannya sebagai guru tanpa mengajukan izin.
“Tidak tahu (kejelasan mengenai PNS, red). Tidak izin, kurang lebih 3 bulan. Belum tahu (diberhentikan atau tidak, red) tergantung nanti kalau mau dikeluarkan mau apa kami,” kata Su’udi, Rabu
Dirinya juga belum tahu apa yang akan dilakukan atau aktivitas apa yang akan dikerjakan pasca dipulangkan dari Mempawah, Kalimantan. Suudi juga belum bisa memastikan rencananya ke depan, demikian pula terkait wacana transmigrasi. “Ya tergantung nanti (transmigrasi), sekarang masih belum bisa berfikir,” jawabnya singkat.
Selama ini, jelas dia, dirinya sudah sukses sebagai petani. Namun, saat ini semua barangnya sudah tidak ada karena sudah habis terbakar. Dia menganggap ada beberapa orang yang sengaja melakukan provokasi, sehingga pemukiman Gafatar dibakar dan tanaman siap panen rusak.
