Sejak tahun 2008 bapak beranak dua ini sudah berkecimpung didunia bisnis budidaya jamur tiram. Jatuh bangun menjadi petani jamur sudah dienyamnya sampai akhirnya sukses dan bisa menikmati hasilnya. Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian disalah satu PTS di Jawa Timur ini dikalangan petani jamur lokal dan regional dijuluki penemu empat jenis jamur tiram. Yaitu jamur tiram putih, pink, coklat , kuning dan putih.
Dari empat jenis jamur tersebut tidak ada didaerah lain kecuali di Kabupaten Nganjuk tepatnya di Desa Demangan ,Tanjunganom. Faktanya menurut keterangan Kepala Desa Demangan Jamari jumlah pesanan dari luar daerah terus mengalir. Dan yang paling diburu oleh kelompok tani jamur adalah jamur tiram berwarna coklat, kuning dan pink.
Sementara untuk jamur tiram berwarna putih tidak banyak diminati kecuali untuk konsumsi rumah tangga. ‘’ Wacana kedepan kami akan membuat kampung UKM budidaya jamur tiram sebagai produk unggulan dan bisa dijadikan kampung percontohan sector tanaman horti,’’ terang Jamari
Selain empat jenis jamur tiram itu lebih lanjut dikatakan Jamari ada satu jenis jamur yang tergolong langka yang juga menjadi incaran masyarakat. Jamur asal cina berwarna merah kehitam hitaman itu dijuluki jamur ligsy . Jamur ligsy baru bisa dipetik satu tahun sekali. Bukan soal nama dan lamanya masa panennya , tapi khasiat yang terkandung dalam jamur ligsy yaitru bisa untuk mengobati segala penyakit dalam.
Obat cair dari bahan jamur ligsy masih dikatakan Jamari dikemas dalam botol kecil. Setiap botolnya dijual 20 ribu sampai 50 ribu tergantung jenis penyakitnya. Kalau penyakit dalam seperti kencing manis, strok dan paru paru harganya paling mahal. Karena diperlukan komposisi khusus. ” intinya dengan akan dibukanya kampung UKM ini tujuanya selain sebagai peningkatan ekonomi kerakyatan juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat yang belum memiliki mata pencaharian,” pungkasnya. ( adi )