“Kepulan asap dan kabut telah teramati dari citra satelit di wilayah selatan dan tengah Sumatra. Pergeseran singkat arah angin sore ini, dari tenggara ke selatan, telah membawa sebagian kabut tipis menuju Singapura dan menyebabkan penurunan kualitas udara,” demikian diungkapkan oleh NEA dalam rilis media yang dikutip dari Channel News Asia pada Sabtu (7/10/2023).
NEA juga mengumumkan bahwa mereka akan mulai memberikan peringatan kabut harian mulai Sabtu malam. Peringatan ini akan mencakup prakiraan PSI 24 jam, yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk merencanakan aktivitas mereka selama 24 jam ke depan.
“Sebelumnya, telah diberikan imbauan kepada berbagai sektor, termasuk institusi kesehatan, taman kanak-kanak, sekolah, dan tempat kerja, untuk mengingatkan mereka agar mengambil langkah-langkah pengelolaan kabut asap yang tepat jika PSI 24 jam masuk dalam kategori tidak sehat, terutama untuk melindungi kelompok yang lebih rentan,” tambah NEA.
Kualitas Udara Buruk di Singapura Akibat Peningkatan Titik Panas di Indonesia
NEA juga telah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan peringatan kabut harian, mencakup prakiraan PSI 24 jam, untuk membantu masyarakat merencanakan aktivitas mereka selama 24 jam ke depan. Tidak hanya itu, imbauan telah disampaikan kepada berbagai sektor, seperti institusi kesehatan, taman kanak-kanak, sekolah, dan tempat kerja, agar mereka siap mengambil tindakan pengelolaan kabut asap yang tepat, terutama untuk melindungi kelompok yang lebih rentan.
Dengan meningkatnya jumlah titik panas di Indonesia, kualitas udara di Singapura menjadi isu yang patut diperhatikan, dan tindakan pencegahan serta kesadaran masyarakat sangatlah penting untuk menjaga kesehatan publik dan lingkungan.