Selain itu, Radhika juga menyoroti pentingnya investasi dalam sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pengalokasian anggaran untuk pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat memperbaiki kualitas tenaga kerja.
“Saya percaya bahwa dengan kedatangan pemerintahan baru, jika mereka memulai proses ini, mungkin memerlukan waktu 5 hingga 10 tahun, tetapi ini adalah langkah yang sangat positif. Indonesia memiliki populasi muda yang besar dan kelompok umur produktif yang signifikan, yang menjadi aset berharga,” tambahnya.
Faktor ketiga yang disebutkan adalah belanja investasi, yang dilakukan oleh beberapa negara di Asia pada kisaran 5% hingga 6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Radhika menegaskan bahwa pemerintah harus memimpin dalam hal belanja investasi, terutama dalam sektor infrastruktur, dan hal ini akan mendorong sektor swasta untuk mengikuti dan berinvestasi.
“Ketika sektor swasta melihat pemerintah melakukan belanja investasi, mereka juga akan terdorong untuk berpartisipasi dan mendukung investasi yang dilakukan oleh pemerintah,” jelas Radhika.
Dengan memanfaatkan ketiga pendorong utama ini, pemerintahan baru diharapkan dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan dan mendukung perkembangan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Strategi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Bawah Pemerintahan Baru
Salah satu langkah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah pengembangan fasilitas manufaktur. Radhika Rao, Senior Economist DBS Bank, menekankan bahwa sektor manufaktur di Indonesia sangat bergantung pada komoditas dan proses downstreaming. Penguatan sektor ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan kontribusi industri terhadap perekonomian nasional.