“Kami menghadirkan kampus kewirausahaan sesuai dengan visi misi UNM, karena kemajuan suatu bangsa ketika rasio penduduknya 4 persen melakukan wirausaha, makanya kami ingin berkontribusi mewujudkan itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Jusuf Kalla dihadapan Rektor dan para unsur pimpinan UNM mengungkapkan dalam perkembangan dunia, siklusnya ialah pendidikan yang baik tentu meletakkan ilmu, kemudian menjadi teknologi, lalu ada spirit enterpreneur menjadi industri.
“Kemudian industri lah yang bisa menjadikan pendapatan masyarakat. Jadi mulai dari pendidikan, ilmu, teknologi, entrepreneur lalu industri yang menjadikan orang bisa sukses dalam kewirausahaannya,” ungkapnya.
Meski begitu, secara fakta menurut JK, lebih banyak orang di Sulawesi Selatan khususnya, makin tinggi pendidikan yang ditempuh maka tingkat pengusaha juga semakin turun.
“Mengapa demikian? karena pola pikir kita di Sulsel selalu mau jadi penguasa yang menentukan nasib pengusaha. Tapi dibalik itu, pengusaha lah yang mendorong para kepala daerah, anggota DPR,” bebernya.
Karena itu, JK berharap UNM harus menjawab tantangan di bidang ekonomi bukan hanya revolusi industri, namun bagaimana bisa menghadirkan revolusi kewirausahaan dengan pola pikir yang kreatif.
“Universitas itu selalu berbicara masa depan, berbeda dengan museum berbicara ke belakang. Makanya kalau kita berbicara tentang pendidikan, teknologi dan apa yang kita ingin capai. Jadi Universitas yang tidak berbicara masa depan berarti dia sama dengan museum, hanya membanggakan masa lalu,” cetusnya.