Ini menjadi prestasi tersendiri bagi SBI karena dapat memberikan sumbangsih penambahan populasi bekantan melebihi dari target pemerintah dalam peningkatan 10 persen populasi bekantan selama 5 tahun.
Bahkan sepanjang 2022, terjadi kelahiran delapan bayi bekantan di kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak dan satu ekor kelahiran di Bekantan Rescue Center Banjarmasin.
Selain sebagai habitat bekantan, hutan mangrove rambai mampu menyerap karbon empat kali lipat lebih besar dari hutan tropis lainnya yang penting bagi mitigasi pemanasan global pemicu perubahan iklim dan timbulnya bencana alam.
Amel juga meyakini upaya restorasi mangrove setidaknya telah mampu memberikan sumbangsih dengan menyerap 3.214,08 ton karbondioksida (CO2) per tahun dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
Adapun program pemberdayaan masyarakat, bagi Amel menjaga dan memelihara lingkungan tidaklah mungkin tanpa melibatkan masyarakat di sekitar kawasan habitat bekantan.
Untuk itulah ia mengembangkan desa wisata yang didukung oleh Noormiliyani AS, Bupati Barito Kuala saat itu yang juga Pembina Utama Yayasan SBI sejak tahun 2016 bersama Sutarto Hadi selaku Rektor ULM periode 2014 hingga 2018 dan 2018 hingga 2022.
Pilihan yang tepat baginya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat ialah dengan memanfaatkan bentang alam kawasan Pulau Curiak serta kearifan lokal masyarakat desa setempat, khususnya Desa Marabahan Baru, Desa Anjir Serapat Muara, dan Desa Anjir Serapat Muara 1 atau Desa Kanoco.
Di samping membangun desa wisata dengan mempersiapkan sarana dan prasarannya, Amel juga meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) masyarakat melalui berbagai pelatihan tentang kepariwisataan.
Tim SBI melatih pembuatan produk olahan ikan seperti seluang dan bilis renyah bagi kaum perempuannya.
Tidak sampai di situ saja, Amel juga membangun Rumah UMKM bersama PT Pertamina sebagai sarana promosi dan pemasaran produk olahan masyarakat.
Dari segi promosi pariwisata, ia juga membangun Bekantan Corner di Bandara Internasional Syaamsudin Noor Banjarbaru yang didukung penuh oleh PT Angkasa Pura 1 dan Bank Kalsel.
Sebuah terobosan cerdas untuk menggalang wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
Terbukti setiap tahunnya sudah cukup teragenda wisatawan asing berkunjung ke kawasan Pulau Curiak dan Taman Mangrove Rambai Center yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada 2 september 2021.
Raih Kalpataru
Jerih payah Amel bersama tim SBI yang tidak saja menumpahkan air keringat, tapi juga air mata, akhirnya tidak sia-sia.
Dia memperoleh penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Lingkungan dan Kehutanan berupa Kalpataru untuk kategori Penyelamat Lingkungan.
Bagi tim SBI, dedikasi bukanlah untuk sebuah apresiasi melainkan bagian dari amanah mulia sebagai kalifah di muka bumi.
Namun Amel sangat mensyukuri atas capaian yang perolehnya bersama tim dari SBI dengan terus memuliakan alam dan menanam pohon untuk melestarikan sebuah peradaban yang diridai oleh Allah.
Ketua Kaukus Lingkungan Hidup DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Zulfa Asma Vikra mengapresiasi atas capaian yang luar biasa dari SBI selama ini.
Sebagai wakil rakyat yang intens mengawal komitmen pemerintah di bidang lingkungan, dia pun terus berkolaborasi turun langsung ke lapangan bersama tim SBI dalam upaya konservasi bekantan yang sering disebut sebagai monyet berhidung panjang atau Monyet Belanda karena memiliki ciri fisik berupa hidung yang panjang dan besar, serta warna bulu atau rambut cokelat kemerahan.
“Sebuah aksi nyata luar biasa yang dicapai oleh SBI dalam kurun beberapa tahun ini hingga puncaknya dibuktikannya dengan meraih Kalpataru 2022,” ucap dia.
Senada disampaikan Prof. Sutarto Hadi yang selama ini turut membina SBI merasa bersyukur dan bangga melihat perkembangan serta pencapaian SBI baik di bidang riset, pemberdayaan masyarakat maupun mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan yang telah mendunia.
Misi SBI pun sejalan dengan tekad ULM sebagai rujukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan unggulan lingkungan lahan basah yang salah satu objek penelitian selama ini habitat bekantan di mangrove rambai.