MEMO
Ferdy Sambo mengirimkan pesan singkat ke ponsel Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Pesan tersebut dikirim beberapa jam usai penembakan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Isinya, Ferdy Sambo meminta Richard menenangkan keluarganya yang berada di Manado.
Berikut isi percakapan Ferdy Sambo-Bharada Eliezer usai penembakan Brigadir J:
Sambo: ‘kamu sehat ya? Bapak Kapolri menyampaikan kalau ada yang enggak nyaman laporkan saya segera, biar saya laporkan Bapak Kapolri’
Eliezer: ‘Siap sehat bapak. Siap baik bapak’
Sambo: ‘Buat tenang keluarga di Manado ya cad, WA saya kalau ada yang enggak enak di hati kamu’
Eliezer: ‘siap baik bapak’
Isi pesan itu diungkap Ahli Digital Forensik Adi Setya dalam persidangan pembunuhan berencana Brigadir J, dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli.
Awalnya, Hakim Wahyu Iman Santoso menanyakan apakah ada percakapan antara Ferdy Sambo dan Bharada E.
“Apakah ada percakapan Sambo dan Richard?” tanya jaksa di PN Jakarta Selatan, Senin (19/12).
“Ada pak, antara akun WA atas nama Richard dengan akun WA atas nama Irjen Ferdy Sambo. Komunikasi dilakukan pada tanggal (19/7) pukul 03.48 am dengan kalimat sebagai berikut,” jawab Adi.
“Artinya ahli ini sesuai dengan BAP?” tanya jaksa.
“Iya,” singkat Adi.
Buat Group WhatsApp
Tak hanya adanya komunikasi antara Bharada E dengan eks Kadiv Propam Polri, melainkan juga adanya group yang berisikan para terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
“Jadi di hp tersebut ditemukan satu grup WhatsApp dengan nama Duren Tiga, di dalamnya ada beberapa kontak di grup tersebut diantaranya ada kontak WA nama Irjen Ferdy Sambo. Kemudian ada kontak WhatsApp bernama Putri Candrawathi dan seterusnya,” sebutnya.