Example floating
Example floating
Berita Kediri

Bawa Kartu Sehat ‘Jokowi’ ke RS HVA Pare, Pasien Ditolak dan Terlantar Hingga Mati

×

Bawa Kartu Sehat ‘Jokowi’ ke RS HVA Pare, Pasien Ditolak dan Terlantar Hingga Mati

Sebarkan artikel ini
Exif_JPEG_420
Example 468x60

Exif_JPEG_420
Exif_JPEG_420

Kediri, Memo.co.id
Nasib yang menimpa Karso Nyono (80) Dusun Kenteng Timur RT 012 RW 004 Desa Besowo Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri sungguh mengenaskan. Pasalnya, saat diperiksakan ke Rumah Sakit HVA Pare dan menunjukkan Kartu Indonesia Sehat – produk pemerintahan Presiden Jokowi, malah ditolak mentah-mentah.
Ketika di UGD RS HVA Pare, Karso Nyono sudah diperiksa tim medis. Saai itu dokter jaga adalah dr Devitasari. Dokter Devitasari dan tim medis lainnya memasang alat bantuan pernapasan . Saat memasang selang pernapasan tersebut, dokter menyarankan keluarga yang mengantar pasien tersebut mendaftarkan ke petugas lainnya.
Saat mendaftar ke paramedic itulah, pihak keluarga menunjukkan kartu sejenis BPJS Kesehatan. Namun, kartu yang dimiliki Karso Nyono, adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS) , produk Presiden Jokowi. Setelah petugas paramedis menerima kartu sehat tersebut, pasien ditolak dan dirujuk ke RSUD Pare. Alat bantu yang sudha dipasang dilepas lagi dan pasien dilarikan ke RSUD Palem Pare.
“ Kejadiannya , Sabtu tanggal 12 Maret 2016 sekitar jam 17.00 Wib diterima di IGD RS HVA yang diterima tim medis, dokter jaga saat itu dr.Devita sari sama tim medis, setelah ditangani dan dipasang alat pembantu pernafasan berupa selang, tim medis tanya harus didaftar, saya menunjukan KIS, petugas medis langsung bilang bahwa ruangan sudah penuh dan segera mencabut selang yang sudah terpasang pada pasien (Karso Nyono, red) dan disuruh rujuk ke RSUD Pelem Pare, “jelas Puryadi. Puryadi adalah salah satu anak menantu dari pasien tersebut
Puryadi juga menambahkan setelah tim medis bilang kamar sudah penuh, dia Tanya sana sini ke bagian ruangan. Kenyataanya ada 14 ruangan Kelas 3 Dahlia satu sampai enam yang dalam keadaan kosong. “Saya bilang ke tim medis ada banyak ruangan kosong 14 ruang, dan kepala ruangan bilang bahwa ruangan tersebut sudah dipesan dan tidak ada tempat kosong lagi, “tambah Puryadi.
Setelah itu dengan tergesa gesa Puryadi membawa mertuanya kerumah sakit RSUD Pelem Pare tiba sekitar pukul 17.50 WIB dan membawa mertuanya Karso Nyono ke IGD RSUD Pelem Pare. Setelah menunngu 30 menit, petugas jaga di rumah sakit tersebut belum kelihatan. Karena khawatir terjadi apa-apa, pasien tersebut oleh menantunya langsung dilarikan ke RS Amalia. Rumah Sakit Amalia tidak jauh dari RSUD Pelem Pare.
Menurut Puryadi, pasien langsung ditangani di rumah sakit tersebut. Namun, selang 7 jam dari penanganan tim medis pasien tidak bias diselamatkan. “Nyawa mertua saya Karso Nyono sudah tidak tertolong dan besoknya, dimakamkan . Yang kami sayangkan mengapa pihak RS HVA tidak menerima pasien hanya karena pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat,” pungkas Puryadi.
Belum ada pihak pihak yang bis adihubungi Memo terkait dengan layanan rumah sakit tersebut. Pihak managemen RS HVA Pare, sangat tertutup, sehingga akses informasi sulit untuk didapatkan. ( Joko )

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.