Kediri Memo.co.id
Setelah diluncurkan hampir satu tahun yang lalu, ternyata asuransi untuk petani yang dikelola oleh Jasindo, tidak banyak petani yang berminat. Ada banyak alasan, tetapi hal tersebut terkait dengan tingkat edukasi petani sendiri. Dinas juga minim sosialisasi.
Menurut Semeru Singgih selaku kepala dinas pertanian dan perternakan kota Kediri, bahwa pihaknya telah mensosialisasikan terkait asuransi itu kepada petani. Namun sayangnya sambutan dari petani sendiri tidak sesuai dengan harapan. “Ini kan progam untuk pensejahteraan petani, tetapi sangat disayangkan masih sedikit petani yang ikut progam tersebut”, keluhnya.
Ada beberapa alasan yang melatar belakangi minimnya petani yang mengikuti progam asuransi. Yakni karena uang untuk premi tidak dikembalikan. “Yang namanya asuransi ya preminya tidak dikembalikan. Apalagi nilainya sangar murah, cuma 36 ribu per kali panen”, jelasnya.
Masih lanjut Singgih, bahwa nilai tersebut tidak lah banyak, karena 36 ribu tersebut digunakan untuk satu hektar sawah. Sedangkan jika sawahnya tidak rusak, maka pihak jasindo akan memberikan asuransi sebesar 6 juta rupiah. ” bayangkan hanya dengan 36 ribu, jika rusak dapat ganti 6 juta. Ini pemerintah sudah mensubsidi banyak”, tambahnya.
Singgih menjelaskan bahwa sampai saat ini yang bisa diasuransikan hanya tanaman padi saja, yang lain belum bisa di asuransikan. Hal ini juga yang membuat petani enggan ikut asuransi. Mereka berkeinginan agar tanaman lain, seperti tebu dan yanglainnya dapat juga diasuransikan.
Sementara itu, sampai saat ini masih sedikit yang mengikuti asuransi petani. Jumlah tidak sampai sepuluh hektar. Diketahui petani tersebut dari daerah kecamatan Mojoroto Kota Kediri.(bs)