Setelah itu, Budiman melanjutkan studi master di School of Oriental and African Studies di Inggris setelah mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), meskipun ia tidak menyelesaikan studi tersebut. Ia lulus dengan tesis mengenai politik China kontemporer.
Selanjutnya, Budiman melanjutkan pendidikan master lagi di Universitas Cambridge, Inggris, dengan fokus pada politik klientelisme. Setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri, Budiman kembali ke Indonesia pada tahun 2004 dan mulai mendekati PDIP.
Ia juga membentuk Relawan Pejuang Demokrasi (Repdem) yang merupakan sayap partai dengan berbagai mantan aktivis mahasiswa.
Karir politik Budiman di PDIP semakin bersinar, dan ia berhasil menjadi anggota parlemen di Senayan selama dua periode, yakni 2009-2014 dan 2014-2019. Selama masa jabatannya, Budiman aktif dalam mendorong pembentukan Undang-Undang Desa, yang akhirnya disahkan pada 18 Desember 2013.
Pada Pemilu 2019, Budiman gagal terpilih kembali ke parlemen. Meskipun begitu, perannya dalam politik Indonesia tetap dikenang sebagai salah satu tokoh yang berperan dalam perjuangan demokrasi dan reformasi.
Perjalanan Budiman Sudjatmiko: Dari Aktivis Hingga Pecat dari PDIP
Meskipun gagal terpilih kembali pada Pemilu 2019, peran Budiman dalam mendorong pembentukan Undang-Undang Desa tetap diakui. Ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan demokrasi dan reformasi di Indonesia.
Namun, pecatannya dari PDIP menandai babak baru dalam kisah perjalanan politiknya. Masyarakat Indonesia akan terus memantau langkah selanjutnya dari Budiman Sudjatmiko, yang telah mengalami perjalanan yang luar biasa dari seorang aktivis hingga politisi yang kontroversial.