“Kami berharap tidak ada proses penangkapan karena teman-teman ini merupakan bagian dari para pembela lingkungan dan mereka menyuarakan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup, jadi mereka memiliki hak untuk berpartisipasi dan kami akan memperjuangkannya,” jelasnya.
Sebelumnya, aksi Greenpeace yang bertujuan menolak pemilu tanpa oligarki di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibubarkan oleh pihak kepolisian pada hari Jumat ini (6/10). Aksi ini dimulai pada pukul 5.00 WIB, dan Greenpeace membawa sebuah monster oligarki raksasa berbentuk gurita dengan manekin bertopeng yang mewakili tiga calon presiden yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Ketiga manekin tersebut diikat oleh kaki gurita monster oligarki.
Pembubaran aksi tersebut dimulai pada pukul 06.25 WIB ketika polisi meminta Greenpeace untuk mengangkat monster oligarki dari kolam Bundaran HI. Namun, tidak lama setelah monster oligarki tersebut diangkat dari kolam, polisi memerintahkan aktivis yang telah menyelam ke dalam mobil untuk dibawa ke Polsek Menteng.
Sebagai informasi, Greenpeace pertama kali menghadirkan gurita “Monster Oligarki” dalam aksi damai tanpa kekerasan pada tanggal 5 Oktober 2021, sebagai simbol penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang telah disahkan.
Greenpeace Indonesia Desak Pembebasan Aktivis: Aksi Damai Tanpa Oligarki di Bundaran Hotel Indonesia
Meskipun berharap aksi mereka akan berjalan lancar, polisi membubarkan aksi Greenpeace pada pukul 06.25 WIB, meminta mereka untuk mengangkat monster oligarki dari kolam Bundaran HI. Namun, tindakan lebih lanjut diambil ketika polisi memerintahkan aktivis yang telah menyelam ke dalam mobil untuk dibawa ke Polsek Menteng.
Greenpeace, dengan simbol ‘Monster Oligarki,’ terus menyuarakan penolakan terhadap UU Cipta Kerja dan mempertahankan hak berpendapat warga sipil dalam perjuangan mereka untuk melindungi lingkungan dan hak asasi manusia.