Example floating
Example floating
Humaniora

Akses Gang Sempit, Tertutup Tembok, Warga Jalannya Miring

×

Akses Gang Sempit, Tertutup Tembok, Warga Jalannya Miring

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Akses masuk ke sebuah gang di RT 1/RW 7 Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes ditutup tembok bangunan sebuah rumah sejak sepekan lalu. Untuk keluar masuk, warga harus memiringkan badan karena sempit.

Akses Masuk Gang Jadi Sempit dan Ditutup Tembok, Warga Keluar Masuk Jalannya Miring

Padahal akses t ersebut merupakan jalur yang setiap hari dipakai warga dari delapan rumah untuk ke kota kecamatan atau pasar. Ada jalur alternatif lain, namun jaraknya cukup jauh karena harus memutar melewati gang-gang sempit.

Supratno adalah salah salah satu warga yang ikut terdampak penutupan akses jalan tersebut. Sejak ditutup sepekan kemarin, warga harus melewati lorong sempit yang lebarnya hanya sekitar 40 hingga 50 centimeter.

“Sejak akses itu ditutup, warga RT 01/RW 07 juga jarang memakai motor. kendaraan itu baru bisa dipakai jika akan bepergian jauh dan harus memutar,” ujar Supratno.

Dikatakan, warga yang rumahnya terisolir ini sangat khawatir jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti jika ada orang meninggal, maka keranda jenazah dipastikan tidak bisa masuk.

“Kemudian bila terjadi kebakaran. warga akan sulit untuk dievakuasi dan lokasi kebakaran akan sulit dijangkau petugas pemadam,” sebut Supratno.

Warga lain yang ikut terdampak adalah Fahmi. Dimana rumah Fahmi bersebelahan dengan tembok bangunan yang menutupi jalan tersebut. Bagian depan rumah yang sebelumnya lahan kosong dan langsung memghadap ke jalan utama kini tertutup tembok. “Sejak ada bangunan itu, akses masuk ke rumah hanya tersisa 45 Centimeter,” ujar Fahmi.

Tembok bangunan yang menutup akses jalan itu adalah milik Nasikun. Rumah yang berprofesi sebagai Kepala SD di Larangan ini berada di mulut jalan masuk lorong.

Lahan yang selama ini dijadikan akses jalan oleh warga adalah milik pribadi. Lahan seluas 4,5 x 8 meter itu, kini sedang dibangun rumah untuk anaknya.

tanah miliknya itu tidak dibangun sepenuhnya, dari 4,5 x 8 meter telah disisakan 50 Cm untuk akses jalan. “Saya berharap tetangga sebelah juga memberikan 50 Cm sehingga ada akses masuk selebar 1 meter,” ujar Nasikun.

Sementera menurut Kadus 1 Desa Larangan Ropi’i, beberapa kali pihak desa telah menjembatani masalah ini, namun sejauh ini belum menemukan kesepakatan, karena masing-masih warga bersikukuh pada pendapatnya. 

“Hingga kini pemerintah desa akan terus berusaha untuk mencarikan solusi terbaik masalah tersebut, sehingga tidak ada warga yang dirugikan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.