MEMO – Presiden Prabowo telah menetapkan target ambisius untuk mencapai swasembada pangan selambat-lambatnya pada 2028-2029. Namun, menurut Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI), Muhammad Komarun Najmi, keberhasilan target ini sangat bergantung pada strategi yang tepat dan konsisten.
Komar menegaskan bahwa kedaulatan pangan harus menjadi pilar utama dalam upaya ini. “Indonesia harus mampu memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi pangan secara mandiri tanpa bergantung pada impor,” jelasnya dalam perbincangan di PRO3 RRI, Minggu (23/2/2025).
Namun, ia menyoroti bahwa sering kali kebijakan yang dirancang tidak selaras dengan realitas di lapangan. Salah satu contohnya adalah kurangnya perhatian terhadap pupuk organik, sementara pupuk kimia sintetis justru lebih banyak didukung.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah menurunnya kualitas tanah akibat eksploitasi berlebihan dan semakin maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri atau permukiman. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa reformasi agraria harus dilakukan lebih masif agar petani mendapatkan akses lahan yang lebih merata dan adil.