Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan lebih efisien. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa inovasi ini diharapkan dapat mengurangi pemborosan anggaran subsidi hingga Rp90 triliun per tahun, serta meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran negara untuk sektor-sektor penting lainnya.
Revolusi Subsidi BBM: Teknologi AI Hemat Rp90 Triliun!
Pemerintah Indonesia saat ini tengah mempersiapkan penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk proses distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa subsidi diberikan secara tepat sasaran, sekaligus meningkatkan efisiensi pengeluaran anggaran negara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan bahwa penerapan teknologi dalam distribusi BBM ini diharapkan dapat menghasilkan penghematan yang signifikan untuk negara.
“Pemerintah berencana meluncurkan program BBM dengan memanfaatkan teknologi AI,” ungkap Luhut pada Indonesia International Sustainability Forum 2024, yang dilansir pada Jumat (06/09/2024).
Luhut menambahkan bahwa sistem ini berpotensi mengurangi pemborosan anggaran subsidi hingga mencapai Rp90 triliun per tahun. Dana yang dihemat nantinya bisa digunakan untuk sektor-sektor lain seperti pendidikan atau pengembangan industri.
Mekanisme AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
Dengan menggunakan teknologi ini, pemerintah akan dapat memantau dan mengontrol penyaluran bahan bakar bersubsidi dengan lebih tepat. Sistem ini bekerja dengan cara mendeteksi pelat nomor kendaraan yang melakukan pengisian di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).