Dalam peringatan bulan Rajab, umat Islam tidak hanya merayakan Isra Mi’raj, tetapi juga memperbincangkan tentang Buraq, hewan istimewa yang menjadi alat transportasi Nabi Muhammad dalam perjalanan yang luar biasa itu.
Mari kita eksplorasi lebih jauh tentang Buraq, dari sifatnya yang istimewa hingga peran pentingnya dalam peristiwa Isra Mi’raj.
Hewan Ajaib Pengantar Isra Mi’raj
Peristiwa Isra Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Rajab merupakan salah satu dari mukjizat yang paling besar dalam sejarah manusia. Sampai saat ini, umat Islam masih memperingati Isra Mi’raj di bulan Rajab.
Perjalanan tersebut dianggap sangat luar biasa dan mulia. Salah satu hal yang masih menjadi perbincangan adalah buraq, hewan yang menjadi alat transportasi bagi Nabi Muhammad dalam Isra Mi’raj.
Secara sederhana, buraq adalah jenis hewan. Konon, buraq memiliki sifat istimewa dan mampu bergerak dengan kecepatan yang tidak bisa disaingi dalam perjalanan tersebut. Apalagi, jarak yang ditempuh dan rute perjalanan Nabi Muhammad SAW saat melaksanakan Isra Mi’raj juga sangat jauh.
Menurut NU Online, Nabi Muhammad melakukan perjalanan hingga ratusan kilometer hanya dalam satu malam. Namun, seperti apa bentuk sebenarnya dari buraq?
Buraq sendiri berasal dari kata ‘barq’, yang artinya kilat, diambil dari cara berjalan hewan tersebut yang menyerupai kilat.
Ada juga dugaan bahwa nama buraq diambil dari ciri fisik hewan tersebut yang berkilau dan bercahaya. Beberapa bahkan berpendapat bahwa hewan ini memiliki pola warna seperti loreng pada kulitnya, mirip dengan kambing hitam dan putih.
Eksplorasi Buraq: Asal-Usul, Ciri Fisik, dan Peran dalam Isra Mi’raj
Konon, buraq bukanlah makhluk yang hanya ditunggangi oleh Nabi Muhammad. Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami, Nabi Ibrahim juga kerap menggunakan buraq untuk berkunjung ke istrinya yang tinggal di Makkah, meskipun pada saat itu Nabi Ibrahim tinggal di kawasan Syam yang jaraknya cukup jauh dari Makkah.
Nabi Ibrahim biasanya berkunjung ke Makkah di pagi hari dan kembali ke Syam pada siang hari.